Platform finansial teknologi (fintech) syariah, Alami menutup putaran pendanaan pre-seed yang dipimpin oleh investor fintech asal Singapura, Tryb Group. Sayangnya, perusahaan tak menyebutkan total nominal dari suntikan dana itu.
CEO Alami, Dima Djani menyampaikan, kucuran modal itu akan digunakan untuk mencari produk yang sesuai dengan pasar perusahaan. Selain itu, perusahaan juga akan menggunakannya untuk keperluan pemasaran.
"Rencana akan digunakan untuk pengembangan teknologi guna mencari product market fit dan sedikit untuk marketing," kata Dima melalui pesan singkat kepada Warta Ekonomi, Kamis (9/5/2019).
Pada 2019 ini, Alami akan fokus pada pembiayaan invoice (invoice financing) dan pengembangan produk pembiayaan lain yang serupa. Kemitraan pun akan semakin diperluas.
Ia berkata, "Kerja sama dengan institusi keuangan syariah juga akan semakin digalakkan."
Baca Juga: Fintech Alami Jaring Kemitraan dengan Lembaga Keuangan Syariah
Alami memeroleh lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bulan lalu, menjadikannya platform fintech syariah ketiga yang secara resmi terdaftar di Indonesia. Perusahaan itu beroperasi sebagai platform pembiayaan islami yang menjalin kemitraan dengan bank syariah dan memfasilitasi pembiayaan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Mengutip KrAsia, Co-Founder Pendiri Alami dan COO Harza Sandityo menambahkan, "Alami bertujuan untuk membuktikan bahwa pembiayaan syariah mampu bersaing di industri fintech modern. Kami juga ingin meningkatkan literasi keuangan syariah, terutama di kalangan milenium, melalui berbagai aktivitas online dan offline."
Melansir Enterpreneur, saat ini Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia. Pemimpin Tryp, Herston Powers mengatakan, menurut laporan, hampir 90% dari 260 juta populasi Indonesia adalah muslim.
"Pasar fintech syariah adalah pasar besar dan belum dimanfaatkan di Indonesia dengan prospek pertumbuhan yang signifikan. Adopsi fintech dan meningkatnya permintaan dari seluruh segmen pelanggan akan meningkatkan pangsa keuangan syariah dari total aset di Indonesia," papar Powers.
Sejalan dengannya, Harza pun percaya pasar fintech syariah di Indonesia belum dimanfaatkan dengan maksimal. Ia menambahkan, masa depan sektor itu menjanjikan sehingga perlu dieksplorasi.
Baca Juga: Lewat Pengusaha Perempuan, Fintech Alami Optimis Dorong Penetrasi Pendanaan Syariah di Indonesia
Tryb adalah investor tahap awal dengan memiliki banyak perusahaan fintech di seluruh Asia Tenggara dalam portofolionya. Investasi lain termasuk First Circle di Filipina dan Redshift di Singapura.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: