Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

6 Action Plan Disnakertrans Atasi Pengangguran di Jabar

6 Action Plan Disnakertrans Atasi Pengangguran di Jabar Kredit Foto: Antara/Reza Novriandi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejak Maret 2019, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat telah merancang action plan mewujudkan program Buruh Juara, Migran Juara, dan Milenial Juara.

Di hadapan sejumlah awak media, Kepala Disnakertrans Jawa Barat Ade Afriandi membeberkan bahwa ada enam action plan yang sedang dikerjakan.

Pertama, percepatan pengupahan yang mengarah pada reformasi pengupahan. Kedua, mendorong penguatan komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi antara pengawasan dan hubungan industrial.

Ketiga, revitalisasi balai latihan kerja (BLK) guna memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja, baik lokal, regional maupun internasional. Keempat, optimalisasi mobile training unit di desa-desa agar calon tenaga kerja yang ada di desa tidak lari ke kota.

Kelima, membuat sistem informasi navigasi migran service center. Keenam, membuat konsep democration of labour yang sudah dicoba saat May Day 2019 dengan mengadakan May Day menjadi ajang kreativitas buruh tanpa mengurangi apa yang menjadi tuntutan buruh.

"Keenam action plan ini juga merupakan jawaban atas rilis BPS terkait data pengangguran di Jawa Barat yang tertinggi se-Indonesia. Artinya, kami sudah merancang program agar angka pengangguran bisa diturunkan," katanya.

Dijelaskan Ade, mengenai percepatan reformasi pengupahan, Disnakertrans membentuk satuan tugas (task force) yang terdiri dari para profesional dan lembaga yang kompeten.

"Task force ini supaya kita terdorong untuk meng-hire mindset kita. Kami tidak berbicara jabatan, ketokohan atau apa, tapi kami berbicara soal profesionalitas," jelasnya.

Baca Juga: Miris! Pengangguran Perkotaan Lebih Besar dari Pedesaan

Kemudian, terkait hubungan industrial dan pengawasan, Disnanertrans dalam detail action plan-nya akan merevitalisasi lima unit pelaksana tugas dinas (UPTD) yang tersebar di wilayah Jawa Barat. Revitalisasi ini bertujuan agar para pelaksana lapangan memiliki wawasan regional dan global.

"Maka, kami masukkan Internasional Labour Organization (ILO) ke dalam task force untuk memberikan pelatihan kepada tenaga pengawas dan mediator yang ada di lima UPTD," imbuhnya.

Tidak hanya UPTD, BLK di Disnakertrans Jawa Barat pun akan direvitalisasi. Pasalnya, evaluasi internal merekomendasikan kesepahaman bersama antara unit-unit kerja di Diskanertrans, baik provinsi maupun kabupaten/kota di bidang pelatihan, hubungan industrial, produktivitas, penempatan tenaga kerja, dan pengawasan.

"Kurang koordinatif dari hasil evaluasi kemarin. Sehingga, antara kebutuhan tenaga kerja dan angkatan kerja yang ada tidak sesuai. Maka, muncullah angka pengangguran terbesar dari lulusan SMA/SMK yakni menyumbang 16%," tambahnya.

Sementara untuk mobile training unit, intinya calon tenaga kerja di desa tidak berlarian ke kota dan mengisi tenaga kerja yang dipersiapkan untuk bekerja di BUMdes.

Sedangkan sistem informasi migran service center digunakan sebagai navigasi Disnakertrans untuk melacak trek para tenaga kerja Jawa Barat yang bekerja di luar negeri sehingga ada back up data yang memudahkan kebijakan.

"Kami ingin calon tenaga kerja harus terekam, dari mulai pendaftaran, penempatan sampai dengan pulang lagi," ungkapnya.

Baca Juga: Masih ada 6,82 Juta Pengangguran di Indonesia, Prestasi Atau...

Ade berharap dengan action plan di atas, secara berangsur-angsur angka pengangguran di Jawa Barat bisa ditekan dan menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi paling tinggi produktivitasnya.

"Mudah-mudahan dengan langkah yang sudah kami buat bisa membantu masyarakat, baik yang sudah bekerja maupun yang akan bekerja. Termasuk membantu pengusaha mempertahankan usahanya di Jawa Barat," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: