Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan Karena China atau Kondisi Politik, Rupiah Terpuruk Gara-gara Ini

Bukan Karena China atau Kondisi Politik, Rupiah Terpuruk Gara-gara Ini Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pergerkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada siang ini melanjutkan tren depresiasi hingga ke level Rp14.444 (Kurs Tengah Bank Indonesia). Padahal, pada penutupan transaksi kemarin masih berada di level Rp14.362 per dolar AS.

 

Pengamat pasar uang, Farial Anwar mengatakan bahwa adanya pembagian keuntungan (dividen) perusahaan asing yang menanamkan modal di Indonesia kepada pemegang saham di luar negeri (repatriasi dividen) menjadi sentimen negatif tambahan yang menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

 

"Dividen yang dibayarkan oleh perusahaan ke pemegang saham asing di luar negeri menjadi faktor yang menambah pelemahan rupiah. Permintaan terhadap dolar AS yang membesar untuk pembagian dividen itu, akhirnya membuat rupiah tertekan," kata Farial di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (14/5/2019). 

 

Baca Juga: China Balas Dendam, Rupiah Makin Nestapa

 

Fenomena reptriasi dividen di awal tahun lanjut Farial, menjadi katalis negatif bagi pergerakan rupiah yang sebelumnya sudah tertekan oleh sentimen perang dagang AS dan China. "Kalau sentimen terkait Fed Fund Rate sudah tidak lagi menjadi isu utama yang menekan rupiah, begitu juga Brexit," terangnya. 

 

Adapun, faktor penekan rupiah sebelum terbentuknya sentimen repatriasi dividen di awal tahun, bersumber dari capital reversal di pasar uang domestik. "Besarnya capital inflow yang sebelumnya masuk ke Indonesi, berangsung-angsur mulai kembali ke negara asalnya,” jelasnya. 

 

Baca Juga: Rupiah Habis Ditebas Dolar AS

 

Dia mengungkapkan, jika nilai tukar rupiah terhadap dolar melanjutkan tren depresiasi ke level Rp14.500, maka pelemahan rupiah akan berlanjut lebih dalam. "Saya yakin jika mencapai Rp14.500, orang-orang akan berlari meninggalkan rupiah untuk membeli dolar AS," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: