Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Diperkirakan Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di RDG Pekan Ini

BI Diperkirakan Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di RDG Pekan Ini Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) kemungkinan mempertahankan suku bunga acuannya karena peningkatan risiko defisit transaksi berjalan kian melebar. Permintaan domestik China diperkirakan menurun. Kebijakan stimulus lanjutan, seperti penurunan rasio pencadangan wajib, kemungkinan diberlakukan.

Pertumbuhan PDB Malaysia cenderung melandai ke 4,2%, menghasilkan pertumbuhan PDB setahun penuh sebesar 4,5%.

Laporan DBS Group Research memperkirakan pertumbuhan ekspor akan tetap lemah di Asia dan data perdagangan Singapura, India, dan Indonesia diperkirakan tetap lemah.

Baca Juga: Tren Suku Bunga Simpanan Stabil, LPS Tahan Tingkat Bunga Penjaminan

"Sejalan dengan tren regional, ekspor dan impor cenderung tetap lemah. Neraca perdagangan mungkin kembali ke zona defisit bulan ini setelah mengalami surplus selama dua bulan berturut-turut," kata Ekonom DBS Group Research Masyita Crystallin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Adapun defisit transaksi berjalan menurun pada triwulan pertama menjadi -2,6% dari PDB dibandingkan dengan -3,6% dari PDB pada triwulan ke-4 2018, terutama didorong oleh peningkatan dalam neraca perdagangan barang, sementara neraca perdagangan jasa dan neraca pendapatan sedikit memburuk.

Penurunan defisit ini juga sejalan dengan pertumbuhan PDB moderat pada triwulan pertama, sebesar 5,1%, dibandingkan dengan 5,2% pada triwulan ke-4 2018.

Baca Juga: Pengurangan Impor Berhasil Turunkan Defisit Transaksi Berjalan

"Namun, kami berpendapat bahwa defisit transaksi berjalan kemungkinan melebar pada triwulan ke-2 2019 dan seterusnya karena pembangunan infrastruktur akan mulai meningkat setelah pemilihan umum, di samping kenaikan harga minyak dan peningkatan perang dagang AS-China, yang akan berdampak negatif pada perdagangan Asia," jelasnya.

Dia melanjutkan, meskipun inflasi rendah, BI kemungkinan menahan diri dan tidak menurunkan suku bunga acuannya pada pertemuan kebijakan minggu ini karena pertumbuhan PDB tetap kuat jika dibandingkan dengan perlambatan lebih dalam di seluruh Asia.

"Sementara rupiah kemungkian tetap di bawah tekanan karena ketegangan perdagangan AS-Cina meningkat dan defisit transaksi berjalan melebar," tukasnya.

Untuk diketahui, BI akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 15-16 Mei 2019. Dalam RDG BI akan mengumumkan keputusannya terkait kebijakan suku bunga acuan bulan ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: