Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penyakit Ini Paling Banyak Makan Anggaran BPJS Kesehatan

Penyakit Ini Paling Banyak Makan Anggaran BPJS Kesehatan Aerial view photography of person holding arm while pressing blood pressure machine. | Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

BPJS Kesehatan menyatakan bahwa penyakit kronis yang kini tren dialami penduduk Indonesia merupakan penyakit yang menghabiskan dana paling besar.

Sebelumnya BPJS Kesehatan membatasi pasien yang ingin operasi melahirkan caesar, operasi katarak, serta fisioterapi. Tidak semuanya ditanggung JKN-KIS karena terlalu besar menghabiskan anggaran pemerintah.

"Dengan adanya pemeriksaan BPKP, ada pelayanan berlebihan. Dari semua data, kami tidak cuma lihat tiga (kasus penyakit) itu. Ini harus ditindaklanjuti," ucap Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Maya Amiarny Rusady saat ditemui di Kantor BPJS Kesehatan, Jakarta Pusat baru-baru ini.

Baca Juga: Soal Defisit, BPJS Kesehatan Tunggu Panggilan DPR

Maya menambahkan, untuk mayoritas penyakit yang dianggap boros menghabiskan anggaran, yakni segala bentuk penyakit kronis. Misalnya hemodialisa untuk pasien gagal ginjal, bahkan setiap hari ada yang baru.

Jumlah pasien JKN-KIS yang melakukan hemodialisa selama tahun 2014-2017 sebesar 1.322.307 orang, dengan jumlah kasus 9.438.744 dengan total biaya perawatan sebesar Rp10.735.062.857.909.

"Kalau data penyakit banyak ada 10 besar tertinggi. Secara nasional rawat jalan itu penyakit kronis, kalau rawat inap juga ada," sebutnya.

Baca Juga: Genjot Pembiayaan dan Layanan, BPJS Kesehatan Andalkan Digitalisasi

Agar tidak boros dan mencegah kecurangan, BPJS Kesehatan bakal mengimplementasikan sistem fingerprint. Meskipun dua tahun sebelumnya sistem ini sudah diterapkan di rumah sakit, khususnya poli hemodialisa. "Diharapkan penggunaan sistem digital seperti fingerprint, efektif dipakai dalam validasi data. Kalau 2 tahun lalu pelayanan hemodialisa, tahun ini semoga bisa semua penyakit di semua FKTP" pungkas Maya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: