Istilah Brigade tidak selalu identik dengan militer. Di Indonesia istilah ini kini digunakan pada pembangunan pertanian untuk menggambarkan cara penggunaan alat dan mesin (alsin) pertanian yang lebih efektif dan efisien di lahan rawa.
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menegaskan, bantuan eksavator yang diberikan Kementan untuk mengoptimasi lahan rawa di Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan (Kalsel), harus digunakan secara berkelompok seperti brigade. Menurutnya, hanya dengan cara ini penggunaan eksavator dapat lebih maksimal dengan biaya yang lebih hemat.
Baca Juga: Indonesia Genjot Ekspor Produk Pertanian ke Brazil
Amran menginginkan ada lima sampai enam eksavator yang mengerjakan satu lokasi sekaligus. Dengan bergerak dalam tim, pengawasannya akan mudah dan murah, sedangkan jika bekerja sendiri-sendiri, biayanya akan mahal karena butuh pengawas yang banyak.
"Mau yang mudah dan murah atau yang susah dan mahal? Tolong ikuti prosedur. Satu lokasi kerjakan dengan lima eksavator sekaligus sehinggga cepat bergeraknya. Beda kalau satu lokasi hanya satu mesin. Beda spiritnya. Dalam satu brigade lebih cepat," ujar Amran saat meninjau perkembangan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) di Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan (Kalsel), Sabtu (25/5/2019).
Baca Juga: Keren! Kemajuan Pertanian Indonesia Mampu Hipnotis Anggota Forum G20
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Batola menjelaskan, di Desa Kokida, Kecamatan Barambai yang menjadi lokasi tinjauan Mentan, cara ini sudah dilakukan. Pola brigade memang sejak awal menjadi instruksi Amran agar pengerjaan lahan sawah rawa lebih optimal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: