Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman, menjelaskan dirinya banyak menerima ancaman terkait penanganan perselisihan hasil pemilu (PHPU) yang kini tengah bergulir di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Iya ada (ancaman). Tetapi saya rasa itu hal yang biasa sebab ada orang yang kecewa, marah. Kan tinggal bagaimana kita merespon itu. Apakah kita baca saja sambil tersenyum atau kita baca sambil marah-marah lalu balas komentarnya itu kan tergantung kita sendiri. Kalau saya kan menghadapi yang seperti itu biasa saja," ujarnya di Jakarta, Kamis (13/6/2019).
Baca Juga: Prabowo Tuding KPU Gelembungkan Suara untuk Menangkan Jokowi
Ia mengatakan, ancaman itu berbentuk sms yang dikirim kepadanya. Ada pula ancaman di media sosial (medsos). Meski begitu, lanj ancaman sejenis juga dirasakannya saat menangani Pemilu 2014 lalu. Dimana kualitas ancaman dan tekanan pada 2014 dan saat ini sama.
"Tapi kalo sekarang kan lebih massif di medsos Jadi tiap hari ya bukan hanya ratusan, tapi mungkin bisa ribuan yang keberatan, mencaci maki, mengolok-olok, sekalipun ada juga yang mem-back up, banyak yang menyanjung, berterima kasih," terangnya.
Menurutnya, ancaman merupakan bahan koreksi diri. Sementara ungkapan sanjungan sebaiknya tidak membuat lupa diri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Heriyanto Lingga
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: