Di Indonesia WhatsApp Dilambatkan, di Hong Kong Telegram Diserang Hacker
Kalau di Indonesia layanan WhatsApp diperlambat saat demo 22 Mei, Pemerintah China diduga melakukan langkah yang lebih brutal, menyerang Telegram dengan DDos, Minggu (16/6/2019).
Penemu Telegram, Pavel Durov, mengatakan bahwa ada serangan yang terstruktur dan masih terhadap Telegram yang berasal dari China.
Sebagaimana dikutip dari laman BBC, Rabu lalu, perusahaan ini menerima serangan DDos (Distributed Denial of Service) yang “sangat kuat” yang mengganggu selama satu jam.
Dalam serangan DDos, hacker memenuhi server dangan pesan-pesan sampah.
Baca Juga: Penting! Begini Loh Cara Tahu Info Hoaks Lewat Telegram
Uniknya, serangan ini datang bersamaan pada saat para peserta demo di Hong Kong menggunakan Telegram untuk berkoordinasi. Sebagaimana diketahui saat itu para demonstran memprotes RUU ekstradisi yang dianggap akan mengekang warga Hong Kong.
Dalam postingannya di Twitter, Telegram mengatakan bahwa gangguan ini menimpa para pengguna di Amerika serta negara-negara lainnya.
Durov lalu men-tweet menginfolan bahwa IP addresses yang terlibat dalam serangan ini kebanyakan datang dari China.
Lembaga Sibernetika China yang menangani kebijakan siber nasional, belum memberikan komentar.
Sebagaimana diketahui, Telegram, sama dengan WhatsApp, memberikan fasilitas chatting, dokumen, video dan gambar secara gratis.
Para pengguna bisa membuat grup sampai 200.000 anggota, atau channel untuk didistribusikan kepada audience secara tak terbatas.
Komentar Durov munculnya bersamaan dengan berita ditahannya admin Telegram Group di Hong Kong dengan tuduhan berkomplot untuk mengganggu ketentraman masyarakat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: