Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketimbang Era SBY, Rezim Jokowi Dinilai Lebih Demokratis

Ketimbang Era SBY, Rezim Jokowi Dinilai Lebih Demokratis Kredit Foto: Instagram Jokowi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirojuddin Abbas, menyatakan bahwa era kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla lebih demokratis di ketimbang era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Tak hanya itu, ia juga menyebut mayoritas masyarakat menilai era Jokowi sangat jauh demokratis dibanding era Orde Baru. 

Hal tersebut dikatakan terkait hasil survei yang melibatkan ribuan responden dari seluruh wilayah Indonesia secara acak.

"Dari tiga rezim, mayoritas publik menilai rezim SBY dan Jokowi adalah rezim demokratis. Sementara rezim Soeharto adalah rezim diktator," katanya kepada wartawan di kantor SMRC , Jakarta, Minggu (16/6/2019).

Baca Juga: Ngaku Nggak Kuat Jadi Menteri Jokowi, Adian: Ampun Bos!

Tambahnya, ia mengatakan dalam survei tersebut, responden diminta memberikan skor 1-10. Ia mengatakan skor 1 berarti AA harapan diktator, sementara skor 10 berarti sangat demokratis. 

Dalam hasilnya, era pemerintahan Jokowi mendapat skor 7,37. Sementara SBY memperoleh skor 7,15. Era pemerintahan Soeharto mendapat skor 4,79, jauh di bawah Jokowi dan SBY. 

Lanjutnya, ia mengatakan mayoritas masyarakat menuju arah yang benar dalam berdemokrasi. 

Menurutnya, masyarakat secara umum masih menilai demokrasi berjalan secara positif. Seperti, Pemilu 2019 berjalan dengan jujur dan adil.

Baca Juga: Pasca-Rusuh 22 Mei, Demokrasi Indonesia Mundur

Namun, meski begitu, ia menyebut adanya penurunan demokrasi usai peristiwa ricuh di depan Bawaslu pada 21-22 Mei lalu.

"Pada 21-22 Mei, ada kenaikan tajam atas penilaian bahwa orang sekarang takut dengan perilaku semena-mena aparat penegak hukum," ucapnya.

Sambungnya, "Semua itu indikasi bahwa pasca 21-22 Mei demokrasi Indonesia mengalami pelemahan meski pun secara umum negara ini masih demokratis," tuturnya.

Sekedar informasi, SMRC melakukan survei pada 20 Mei-1 Juni, dengan melibatkan 1.220 responden yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia yang dipilih secara acak atau multistage random sampling. Margin of error sekitar 3,05% dari tingkat kepercayaan 95 persen. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: