Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kubu Prabowo, Baru Ronde 1 Sudah Lempar Handuk

Kubu Prabowo, Baru Ronde 1 Sudah Lempar Handuk Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Arsul Sani angkat suara terkait pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Faldo Maldini mengatakan dalam video yang diunggah pada akun Youtube-nya bahwa pasangan Prabowo-Sandiaga tidak akan menang pada gugatan sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Ia pun mengibaratkan seperti pemain tinju, kubu Prabowo sudah lempar handuk di ronde pertama.

"Loh, kalau belum apa-apa mereka sudah merasa kalah itu ya ibarat main tinju habis ronde pertama langsung lempar handuk," ujar Arsul Sani di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Senin (17/6/2019).

Baca Juga: Dalil Permohonan Kubu Prabowo Tak Jelas, KPU Kepusingan

Arsul enggan memberikan komentar lebih jauh. Namun, ia menegaskan kalau untuk saat ini jangan membuat spekaluasi di ruang publik ketika tidak bisa membuktikan semua pernyataan, seperti ancaman terhadap saksi yang akan dihadirkan dalam persidangan.

"Saya kira itu urusan mereka, tetapi yang tadi diminta juga oleh tim hukum itu jangan kemudian kalau merasa kesulitan membuktikan dalil-dalilnya terus bikin narasi-narasi di ruang publik," ungkapnya.

Sekadar diketahui, dalam video yang berdurasi kuranh lebih 8 menit tersebut, juru bicara BPN itu memaparkan alasan-alasan Prabowo-Sandi tidak akan menang di MK, salah satunya adalah mengumpulkan jutaan form C1 yang tersebar di ratusan TPS seluruh Indonesia.

Baca Juga: Wasekjen PAN Sebut Prabowo Tak Bakal Menang di MK, Tim Jokowi: Dia Mikir

"Nah, dari 17 juta lu bagi jadi dua misalkan, butuh 8,5 tapi kan setidaknya lu butuh sembilan juta bahwa ada potensi kecurangan dalam perhitungan nih yang itu dibuktikan dengan C1 asli yang dimiliki oleh saksi nah 9 juta suara," ujar Faldo. 

"Bayangin kalau misalkan menangnya enggak 100% berarti TPS-nya harus di atas 36 ribu dong. Kalau misalnya Prabowo-Sandi cuma menang 50 persen di 36 ribu itu, maka ada penjumlahan jumlah TPS yang lo butuhin C1-nya, kalau seandainya menangnya tidak 100%. Semakin kecil kemenangan Prabowo-Sandi semakin banyak TPS yang dibutuhin," tuturnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: