Transaksi Tembus Rp18 Triliun, Tokopedia Targetkan Pertumbuhan 2 Kali Lipat
Hampir memasuki tahun kesepuluh, Tokopedia tetap optimis targetkan pertumbuhan tahunan hingga dua kali lipat pada tahun ini. Sebelumnya, Tokopedia bertumbuh sebanyak tiga kali lipat year-on-year pada tahun lalu.
Namun, bukan berarti ada kemunduran dari mengecilnya target pertumbuhan tersebut. Menurut pendiri dan CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, dari sisi nominal transaksi, pertumbuhan justru semakin meningkat.
"Walaupun dulu kami berkembang ribuan persen di tahun ketiga, satu tahun transaksi saat itu menjadi transaksi satu hari saat ini. Persentase mengecil, tapi secara nominal itu jauh lebih (besar)," papar William kepada pers di Menara Tokopedia, Rabu (19/6/2019).
Baca Juga: Resmi! Tokopedia Akuisisi Startup BrideStory
Memang, menurut data yang William paparkan hari ini, transaksi bulanan Tokopedia menembus angka Rp14 triliun. Bahkan pada Mei lalu, perusahaan mencatatkan total nominal transaksinya (GMV) mencapai lebih dari Rp18,5 triliun (setara US$1,3 miliar).
Pria itu menambahkan, "Per bulan (GMV) US$1,3 miliar, kalau tidak ada pertumbuhan dalam 12 ke depan (jadi) US$16 miliar. Artinya, satu koma sekian persen ekonomi Indonesia ada di Tokopedia. Kalau berkembangnya seribuan persen itu tidak masuk akal juga."
Poin penting dari target yang disebutkan William adalah inovasi dan pengembangan lewat pemanfaatan teknologi. Karena itu, perusahaan akan meningkatkan investasi untuk hal tersebut.
Baca Juga: Donasi Kampanye Grab, OVO, dan Tokopedia Dukung Pendidikan Yatim
"Kami terus meningkatkan atau menerima investasi, misalnya corporate action seperti mengakuisisi perusahaan yang visi misinya sejalan. Profit yang masuk pun kami investasikan lagi," imbuhnya.
Saat ini, Tokopedia telah memiliki 5,9 juta mitra penjual, 70% di antaranya merupakan pebisnis baru. Saat ini, perusahaan itu akan berfokus untuk memenangkan para mitra penjualnya itu di pasar domestik, sehingga belum berencana berekspansi ke negara lain.
Per Mei 2019, Tokopedia mencatatkan ada 90 juta pengunjung unik bulanan. Jika dianalogikan, butug 237 ribu pesawat untuk mengangkut pengunjung-pengunjung itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh