Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Andalkan Flour Blending System, Bungasari Optimis Rebut Pasar Tepung Terigu

Andalkan Flour Blending System, Bungasari Optimis Rebut Pasar Tepung Terigu Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Warta Ekonomi, Surabaya -

Produsen tepung terigu terdepan di Indonesia, PT Bungasari Flour Mills optimis pangsa pasar di Indonesia masih tetap menjanjikan termasuk diwilayah Jatim sendiri. Hal itu didukungan dengan mengadopsikan system pengolahannya secara canggih dengan Flour Blending System, dengan begitu akan menjadi keunggulan tepung terigu secara nasional.

“Walaupun kontribusi diwilayah Jatim masih terbilang rendah hanya sekitar 5 %, namun kami optimis wilayah Jatim tetap menjadi jujukan kami dalam menjalankan bisnis nantinya,” tegas Sales & Marketing Director PT Bungasari Flour Mills Indonesia Budianto Wijaya disela acara EastFood Indonesia 2019 yang digelar di Grand City Convention, Surabaya. Sabtu (22/6/2019).

Baca Juga: Unik! Restoran Ini Bisa Sajikan Makanan Apa Saja Walaupun Tidak Ada di Menu

Lebih lanjut Budianto menjelaskan, saat ini wilayah Jatim sendiri masih tetap menjanjikan  mengingat kebutuhan tepung  masih tinggi dikarenakan, pangsa pasar tepung  terigu mulai ada peningkatan. Hal itu dikarenakan pertumbuhan industri yang menggunakan bahan baku tepung terigu ini masih tinggi.

“Data konsumen kami  tertinggi secara nasional adalah industri yakni 50% sementara 40% konsumen adalah pasar tradisonal dan pasar riteil dan rumah tengga. Kami mengakui pasar di Jatim masih kurang optimal dengan adanya pabrik di Cilegon nantinya wilayah Jatim kami mentargetkan berkisar 10-20% seiring dengan adanya distributor nantinya” katanya.

Disisi lain Budianto menyebutkan, saat ini pihaknya sudah memiliki kapasitas produksi  tepung terigu sebasar 1.500 Metrik Ton (MT). Dan ditahun lalu, mampu mencapai per tahunnya kapasitas wheat base mencapai 495.000 MT dan wheat flour base mencapai 396 MT. Beragam varian terigu milik Bungasari dengan berbagai kategori telah diluncurkan ke pasar, di antaranya Golden Eagle, Golden Crown, Kabuki, Kabuki Gold, Krakatau, Hikari Biru, Hana Emas, Hana Biru, Niji, Bola Salju, Jawara, Gelang Berliandan masih banyak lagi. Sementara untuk beberapa merek, di antaranya seperti Ikan Hiu, Kiwi, dan Nila, menjadi produk-produk andalan Bungasari untuk kebutuhan feed

“Untuk tahun ini kami menambah kapasitas produksi sebasar 2.000 MT nantinya,” ungkapnya.

Sementara untuk bahan baku  sendiri, Budianto menyatakan, pihaknya masih mengandalkan bahan impor (terigu) yang berasal dari negara lain seperti Eropa Timur, USA dan Canada. Hal itu katanya, bahan baku produksi tepung yang berasal dari impor memiliki kualitas tinggi dalam memproduksi tepung. 

Baca Juga: Pertamina Serahkan 2.500 Paket Makanan Korban Banjir Konawe

“Semua pelaku ini (bisnis tepung) semua masih mengandalkan bahan baku impor. Hal ini kualitas gandum lokal masih terbilang  kurang baik khususnya kualitas gendum. Hal ini dikarenakan, iklim di wilayah Indonesia berbada dengan negara-nagara luar yang memiliki penghasil gandum yang baik,” ujarnya.

Walaupun demikian kata Budianto, pihaknya masih berharap gandum lokal mampu bersaing dengan gandum impor walaupun saat ini masih dalam riset untuk menghasilkan gandum secara lokal yang baik dan mampu bersaing.

“Kami pun berharap demikian soal terigu lokal ini namun masih butuh riset dulu,” singkatnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: