- Home
- /
- News
- /
- Megapolitan
Soal Tranportasi Umum, Jakarta Kalah Sama Surabaya, Anies Tak Sehebat Risma
Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna mengatakan jaringan moda transportasi publik di Jakarta belum terhubung dengan struktur tata kota, sehingga, masih banyak warga yang enggan menggunakan transportasi umum.
Baca Juga: Soal Reklamasi, Anies Kena Tinju Walhi
Ia menambahkan tata kota Jakarta tak mengikuti perkembangan dinamika warganya.
“Jaringan jalannya tetap begitu-begitu saja, orang harus naik dua kali, tiga kali kendaraan umum. Jadi betul-betul membuat orang harus keluarkan biaya dan waktu yang lebih banyak,” kata Yayat di Jakarta’.
Menurut dia, kesulitan masyarakat untuk beraktivitas menggunakan transportasi umum yang belum menjangkau area permukimannya, kini sedikit tersiasati dengan kehadiran transportasi berbasis daring seperti ojek dan taksi online.
Pelayanan yang mengantarkan pengguna transportasi dari satu tempat ke tempat lainnya, atau door to door service membuat orang merasa dimanja, terlebih dengan biaya yang relatif lebih murah.
“Seharusnya ada feeder (transportasi pengumpan) yang menghubungkan antara tulang punggung utamanya, yaitu Transjakarta, dengan angkutan umum lingkungannya,” kata dia.
Yayat mencontohkan Surabaya yang sudah menerapkan angkutan umum mendatangi rumah warga. Warga cukup berjalan keluar dari lingkungan permukiman yang ditinggali dan dapat langsung menjumpai halte-halte transportasi.
Di Jakarta, menurut dia, sistem seperti itu seharusnya dapat diterapkan dan dibuat menyerupai pelayanan transportasi berbasis daring.
“Jadi dia seperti menjemput, mendekati,” kata Yayat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat