Pakar pendidikan Doni Koesoema menilai persepsi keliru sebagian orang tua terkait penerapan aturan zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) perlu diluruskan.
Baca Juga: Duh! Sistem Zonasi Bikin Depresi
"Saya tidak sepakat kalau ada orang tua yang bilang percuma anaknya belajar dapat nilai bagus-bagus, kalau (daftar) sekolah dihitung pakai meteran," katanya, di Jakarta, Senin (1/7), menyikapi pro-kontra aturan zonasi.
Semestinya, kata dia, aturan zonasi tidak memengaruhi semangat siswa untuk berkompetisi dan berprestasi.
"Belajar di mana pun itu perlu. Persepsi orang tua soal zonasi perlu diluruskan," kata pengajar Critical Thinking, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) itu.
Menurut dia, orang tua tidak boleh egois dengan pemikiran semacam itu, sebab semangat kompetisi harus diterapkan di mana pun agar anak berprestasi.
"'Mindset' orang tua semacam itu tidak benar. Orang tua harus memacu anaknya berprestasi setinggi mungkin, di mana pun," kata penulis banyak buku tentang pendidikan itu.
Ia mengatakan orang tua yang merasa anaknya berprestasi bisa memanfaatkan jalur prestasi yang diberikan pada PPDB, apalagi kuotanya sudah dinaikkan.
Untuk anak-anak yang berprestasi, kata dia, regulasi PPDB memberikan kesempatan melalui kuota jalur prestasi sebesar lima persen yang kemudian dinaikkan menjadi 15 persen.
"Artinya, siswa masih bisa memilih sekolah favorit di mana saja. Kan pemerintah sudah menambah kuota, merevisi permendikbud. Dari lima menjadi 15 persen," katanya.
Doni mengingatkan aturan zonasi baru langkah awal dari strategi pemerintah untuk pemerataan pendidikan, mulai dari akses, sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana, hingga kualitas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat