Peluang Sandiaga Uno untuk maju sebagai calon presiden di 2024 masih sangat terbuka lebar.
Baca Juga: Yah, Sandi Nggak Jadi Menteri Jokowi, Katanya Begini...
"Jadi orang mungkin akan melupakan Sandi yang kemarin ikut di Prabowo-Sandi ketika maju di 2019. (Kerusuhan) 22 Mei lekat ke Prabowonya, Sandi hanya sekedar calon wakil," kata peneliti Lembaga Survei Indonesi (LSI) Denny JA, Rully Akbar, di Jakarta, Selasa.
Rully menjelaskan pro dan kontra sempat terjadi saat Sandiaga dianggap publik tidak mengambil sikap saat kerusuhan 22 Mei lalu. Namun menurut hal tersebut tidak berpengaruh pada suara pendukungnya di depan.
Lebih lanjut Rully menjelaskan, selain kerusuhan 22 Mei, sikap Sandiaga yang memberikan ucapan selamat kepada presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin, menurut Rully merupakan keputusan yang penuh pertimbangan.
“Keputusan dia mengucapkan atau tidak ada konsekuensinya. Baik dari kehilangan pemilihnya atau bisa jadi menambah pemilihnya,” ujarnya.
Terlebih lagi Rully melihat apabila hanya Sandiaga yang mengucapkan selamat, ada kemungkinan Sandi memang sudah memutuskan untuk keluar dari tim Prabowo-Sandi karena ia telah mengakui kekalahannya.
Melihat sikap Sandiaga yang sempat menuai atensi publik, Rully menilai itu tidak akan membuatnya menjadi kehilangan pendukungnya karena yang menjadi aktor utama di Pilpres 2019 adalah Prabowo.
“Tetap yang menjadi jualan utama ya capresnya. Jadi kemungkinan Sandi untuk maju ke 2024 masih panjang, hanya bagaimana dia nanti mengurus langkahnya dalam lima tahun ke depan,” ujar dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat