Gaya PDIP Soal Jatah Menteri, Diam-Diam Seperti Kucing, yang Lain Menggonggong?
Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menyebut PDI Perjuangan bersikap malu-malu kucing dalam politik perebutan kursi kabinet pascaputusn Mahkamah Konstitusi (MK) yang menegaskan Joko Widodo sebagai presiden terpilih. PDIP berbeda dengan sejumlah partai lainnya sudah menyindir soal pembagian kursi.
"Kalau yang lain ada yang menggonggong (soal jatah menteri), PDI P ini tampaknya diam-diam seperti kucing," kata Pangi dalam sebuah diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/7).
Baca Juga: Tak Perlu Ribut Soal Jatah Menteri, PDIP Sudah . . .
Pangi meyakini, kendati PDIP tampak tidak agresif dalam politik kabinet pasca-Pilpres, namun PDIP bakal menduduki kursi terbanyak. Hal ini, kata Pangi sangat wajar mengingat PDIP adalah pemenang pemilu dan Jokowi pun merupakan kader PDIP.
Pangi juga berbicara soal Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang meminta jatah sebanyak 10 menteri. Selain itu, Nasdem juga disebut meminta jatah 11 menteri. Menurut Pangi, hal tersebut tidak menjadi masalah.
Ia mengatakan, wajar bagi partai politik yang menang untuk mendapatkan kursi di kabinet. Bahkan kata dia, Menteri justru sangat lazim bila dominan berasal dari partai.
Baca Juga: Mayoritas Parpol Gabung Jokowi? Berkarya: Akan Ada Tangisan Nasional
"Menteri memang harus dominan dari partai. Partai ya memang kngin berkuasa, kalau tidak ingin berkuasa, buat apa bikin partai politik," kata Pangi.
Namun, kendati berasal dari partai maupun representasi organisasi manapun, profesionalitas dan kapabilitas menteri tetap harus diperhatikan dalam pemilihan menteri.
Politikus PDIP Zuhairi Misrawi mengatakan, yang lebih penting bagi PDIP adalah memperjuangkan dan semakin membumikan ideologi Pancasila pada masyarakat. Hal ini kata dia lebih penting daripada berbicara soal angka-angka kabinet. "Tidak etis PDIP bicara jatah bagi bagi menteri," kata Zuhairi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil