Mantan Wasekjen DPP Partai Golkar, Lalu Mara Satriawangsa, menilai pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Bambang Soesatyo, Senin lalu, memiliki arti tersendiri. Arti yang dimaksud berkaitan dengan persaingan perebutan pucuk pimpinan di Partai Golkar.
Baca Juga: Bamsoet Sowan ke Istana, Golkar: Pak Jokowi Sangat Peduli. . .
"Setelah Bambang Soesatyo diterima Presiden Jokowi, sinyal kuatnya adalah pemilihan ketua umum Partai Golkar dipastikan akan diikuti lebih dari satu calon ketua umum," kata Lalu Mara dalam keterangan tertulisnya.
Saat ini, ada dua kandidat yang disebut-sebut akan maju dalam Munas Partai Golkar. Yaitu Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo. Sebelumnya, ada kekhawatiran, Munas nanti diarahkan untuk aklamasi. Sebab, banyak DPD II yang mendukung Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo, dipecat dan kemudian diganti dengan Pelaksana Tugas (Plt).
Dengan adanya pertemuan Jokowi dengan Bamsoet, kata Lalu Mara, kecil kemungkinan Munas akan berlangsung secara aklamasi. Dalam Munas akan dilaksanakan pemilihan secara langsung sesuai AD/ART.
"Pemilihan secara langsung diikuti pemilik suara. Yaitu DPD II, DPD I, serta Ormas yang mendirikan dan didirikan," jelasnya.
Lalu Mara mengakui, sampai sekarang, belum ada jadwal Rapimnas untuk menetapkan tempat dan jadwal Munas. Sebab, rapat pleno harian juga belum ada. Namun, dapat dipastikan Munas Partai Golkar akan berlangsung Desember 2019. Hal ini sesuai saran Dewan Pembina.
Kembali ke soal pertemuan Jokowi Bamsoet, Lalu Mara melihat ada sinyal tertentu. Dalam pertemuan itu, Jokowi mengemukakan harapan agar Golkar kembali menjadi rumah besar bagi purnawirawan keluarga besar TNI/Polri.
"Yang menarik, Bamsoet adalah dari unsur keluarga ABRI (TNI). Sementara Arilangga dari unsur birokrat,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat