Golkar membantah isu perebutan menteri antarparpol Koalisi Indonesia Kerja (KIK). Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzilly, mengatakan bahwa semua parpol koalisi percaya pada Presiden terpilih Joko Widodo dalam memilih formasi menteri.
"Secara formal semua parpol juga sudah menyatakan menyerahkan sepenuhnya pada Pak Jokowi, calon-calon pembantu beliau di kabinet, jadi saya kira tidak benar jika di antara parpol koalisi sedang usaha berebut jatah kursi menteri ya," kata Ace saat dikonfirmasi, Kamis (18/7/2019).
Ace menyebut, komunikasi yang terjalin antarparpol Koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf berjalan biasa saja. Ia menyatakan, tidak ada gesekan antarparpol yang disebabkan karena pembahasan kursi menteri oleh Jokowi.
Baca Juga: Kursi Ketua MPR Otomatis Milik Golkar, PKB Posisi Lain Saja!
"Karena saya kira hampir semua parpol KIK menyerahkan semuanya kepada presiden, dan kami yakin juga pak presiden pada saatnya juga akan membicarakan dengan seluruh partai koalisi," ujar Ace menegaskan.
Sementara sebelumnya, Ketua DPP PKB, Jazilul Fawaid, berharap PKB bisa bisa mengantongi jatah menteri lebih di Periode 2019-2024, lebih banyak daripada periode sebelumnya. Menurut dia, partainya rugi jika hanya mendapatkan jatah kursi yang sama dengan periode sebelumnya.
Baca Juga: Imin Incar Posisi Ketua MPR, PKB Minta Aklamasi Saja
"Ya mudah-mudahan PKB lebih beruntung itu artinya kalau kemarin dapat katakanlah empat besok nambah, itu beruntung. Kalau sama saja ibarat usaha masih rugi, tapi kalau berkurang itu celaka itu, kan gitu," katanya saat ditemui di DPR RI, Rabu (17/7/2019) siang.
Menurut Jazilul, PKB ingin memastikan kepada konstituennya bahwa pada 2019, PKB melakukan kinerja yang maksimal. Kinerja itu ditunjukkan dari kursi yang diperoleh, serta pendudukan posisi-posisi strategis.
"Selain ada kenaikan kursi yang signifikan, itu juga katakanlah mendapat posisi strategis dan tambahan. Itu yang diharapkan," ujar dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih