Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebut Airlangga Gagal, Politikus Golkar Ini Maju Jadi Caketum Golkar

Sebut Airlangga Gagal, Politikus Golkar Ini Maju Jadi Caketum Golkar Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menunjukkan aplikasi berbasis android untuk melakukan swafoto dengan Capres 01 Joko Widodo saat Kampanye Akbar Partai Golkar di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (7/4/2019). Kampanye itu dihadiri ribuan simpatisan Partai Golkar. | Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kritik dan penilaian negatif terhadap Airlangga Hartarto dalam memimpin Partai Golkar terus berdatangan dari sejumlah kader dan politikus partai berlambang Pohon Beringin itu. Kali ini datang dari Politikus Golkar, Indra Bambang Utoyo.

Indra memutuskan ikut meramaikan bursa calon ketua umum Partai Golkar untuk periode mendatang. Indra menganggap, di bawah kemimpinan Airlangga, Golkar tidak menujukkan ke arah yang lebih baik.

"Menurunnya perolehan suara dan kursi DPR pada Pemilu 2019 disebabkan oleh faktor kepemimpinan yang bermasalah. Tidak adanya isu strategis, tidak terlaksananya konsolidasi dengan baik, serta kasus korupsi yang menjerat kader partai," kata Indra, di Jakarta, Minggu (21/7/2019).

Indra menuturkan, sejarah terbentuknya Partai Golkar tak lepas dari peran Jenderal Ahmad Yani. Waktu itu, Ahmad Yani mendorong terbentuknya Sekber Golkar pada 1946 untuk menangkal berkembangnya paham ideologi yang mengancam Pancasila seperti Komunisme.

Baca Juga: Airlangga Vs Bamsoet Berebut Golkar1, Dua-Duanya Perlu Lobi ke. . .

Sementara pada tantangan saat ini, kata Indra, meski sel-sel komunisme masih hidup, tetapi ada gangguan ideologi baru dari konsep khilafah. Menurut Indra, Golkar tidak mampu menjadi benteng Pancasila dalam melawan khilafah terutama saat kontestasi Pilgub DKI 2017 dan semakin memanas pada Pilpres 2019.

"Dalam kaitan ini saya melihat Golkar tidak menunjukkan kekhawatiran terhadap perkembangan khilafah ini, di mana seharusnya Golkar lah yang paling depan mewaspadai bahkan melawannya," ujar Indra.

Selain kondisi itu, lanjut Indra, Golkar juga dianggap semakin terpuruk. Ia mencermati konflik internal Golkar yang meruncing disebabkan persaingan kekuasaan. Dalam hal ini, Golkar tampak memperlihatkan wajah pragmatisme dan meninggalkan idealisme partai.

Isinya seperti jual-beli suara. Ditambah lagi tokoh-tokoh legislator Golkar terlibat pada kasus di KPK. Bahkan terakhir Ketua Umum (Setya Novanto) dan Sekjen (Idrus Marham) yang dibangga-banggakan masuk ke tahanan bersama beberapa tokoh lain, dari pusat hingga daerah.

Baca Juga: Golkar: Di Luar Terlihat Ada Gejolak, Padahal . . .

"Sempat pula Golkar terbelah selama hampir dua tahun, karena persoalan pragmatisme dan kekuasaan," ungkapnya.

Indra juga bertemu dengan calon kandidat ketum lainnya, yaitu Bambang Soesatyo alias Bamsoet. Dalam pertemuan itu, ada juga Ketua Umum FKPPI Pontjo Sutowo. Baik Indra maupun Bamsoet yang notabene anggota FKPPI itu diberi pesan dari ketua umumnya agar menjaga kekompakan dan kesolidan dengan menunjukkan sikap dan idealisme organisasi keluarga besar TNI-Polri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: