Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan Mitigasi Dampak Kekeringan, Ini Caranya...

Kementan Mitigasi Dampak Kekeringan, Ini Caranya... Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Musim kemarau tahun ini diprediksi akan mencapai puncaknya pada Agustus hingga September 2019. Sejumlah daerah diperkirakan mengalami musim kemarau panjang, misalnya 21 hari tanpa hujan. Dengan demikian, sejumlah wilayah memasuki status waspada kekeringan.

Direktur Perlindungan Tanaman Direktorat Perlindungan Tanaman Kementerian Pertanian Edy Purnawan mengatakan bahwa saat ini Kementan sedang menggencarkan mitigasi bencana untuk mengantisipasi dampak kekeringan. Salah satu caranya ialah dengan penanaman padi gogo.

"Padi gogo ditanam di lokasi kekeringan yang memungkinkan masih ditanami. Beberapa wilayah dilakukan percepatan penanaman padi gogo. Saat ini kami sedang bergerak turun ke lapangan untuk percepatan padi gogo sawah, terutama di wilayah Pantura," jelas Edy dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (26/7/2019).

Baca Juga: Kementan Dorong Ekspor Sarang Burung Walet ke Tiongkok

Menurut Edy, pihaknya juga memanfatkan rawa tengahan atau rawa dalam yang mengering dan airnya menjadi dangkal untuk ditanami padi. Selain itu, kementerian telah mendistribusikan 52 ribu unit pompa air di lokasi kekeringan untuk memastikan adanya irigasi atau saluran air.

Upaya lainnya, Kementan telah mendirikan posko kekeringan di sejumlah kabupaten terdampak. Kepala Dinas Pertanian dan Balai Proteksi di beberapa wilayah telah dibentuk, dan posko ini nantinya akan menjadi pusat data dan informasi serta komando upaya penanganan kekeringan, serta berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Pengairan/Perusahaan Jasa Tirta II serta Kodim. 

Dalam rangka pengamanan standing crops pertanaman menghadapi musim kemarau dan penambahan luas tanam padi, Ditjen Tanaman Pangan Kementan bersama Kodim/Korem, PJT 2, Dinas Pertanian Kabupaten, melakukan gerakan Tanam Padi Gogo Sawah di wilayah Pantura mulai Bekasi, Kerawang, Subang, Indramayu, Cirebon. 

"Penggunaan benih tahan kekeringan kita dorong digunakan. Pengolahan tanah lahan cukup diairi tanpa dilumpuri, dan benih langsung disebar saja," ujarnya.

Edy menambahkan bahwa saat ini Kementan melakukan gerakan tanam melibatkan seluruh stakeholder baik petani, petugas penyuluh, mantri tani, petugas dinas, dan TNI dengan mengoptimalkan mobilisasi alsintan, memberikan bantuan benih yang ditanam dengan cara sebar, serta bantuan solar untuk mobilisasi pompanisasi.

Kementerian Pertanian mencatat luas terkena kekeringan periode Januari-Juni 2019 seluas 155.439 ha, dengan angka puso seluas 20.050 ha. Sebenarnya luas puso ini masih lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya seluas 26.263, dan rata-rata selama 5 tahun terakhir seluas 28.7187 ha.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: