SCG mengumumkan hasil operasi (operating result) pada kuartal kedua sekaligus paruh pertama 2019. SCG di Indonesia mencatatkan nilai total aset senilai Rp40,258 miliar dengan jumlah penghasilan dari penjualan sebesar Rp2,7 miliar, atau total Rp5,8 miliar sepanjang paruh pertama 2019.
Pergerakan terbaru SCG Indonesia adalah dengan mengakuisisi 55% saham PT Fajar Surya Wisesa Tbk dengan nilai investasi sebesar Rp9,6 triliun.
Presiden dan CEO SCG, Roongrote Rangsiyopash, menyatakan bahwa selama bertahun-tahun, unit bisnis packaging SCG telah menunjukkan kemampuannya untuk secara progresif mengembangkan bisnis di ASEAN, termasuk melalui akuisisi. SCG senantiasa memperkuat ketahanan terhadap fluktuasi ekonomi global dengan pendekatan manajemen yang berfokus pada pertumbuhan dan stabilitas jangka panjang.
"Di Indonesia, akuisisi saham Fajar diharapkan bisa mendukung pertumbuhan perusahaan di mana kinerja operasinya akan digabungkan pada kuartal ketiga 2019 nanti," kata dia, belum lama ini.
Baca Juga: SCG Perkuat Transformasi Digital
Untuk mengejar strategi manajemen pertumbuhan jangka panjang, SCG terus memperluas jangkauan produk dan layanan yang inovatif serta mendukung high value added products & services (HVA). Hal ini sejalan dengan dua strategi utama SCG yakni upaya untuk mengintegrasikan konsep ekonomi sirkular; serta memberikan solusi holistik untuk pelanggan, di semua unit bisnisnya.
Adapun Chemical Bussiness SCG fokus pada pengembangan zat aditif khusus untuk kemasan yang dapat didaur ulang sepenuhnya. Selain itu, SCG baru-baru ini meluncurkan SCG Advanced Materials Laboratory, pusat R&D di Oxford, Inggris dengan misi untuk mengembangkan prototipe bahan fungsional.
Sedangkan untuk unit bisnis cement-building materials, SCG menunjukkan pertumbuhan yang kuat, terutama dalam investasi berkelanjutan dalam proyek konstruksi pemerintah Thailand bersama dengan output ekonomi positif. Di Indonesia, SCG memanfaatkan potensi pasar yang tumbuh cepat seperti bisnis ritel serta bisnis logistik.
SCG juga telah memberikan solusi total bagi pelanggan seperti solusi atap hemat energi, solusi untuk mencegah kebocoran.
Untuk unit bisnis packaging, SCG menunjukkan pertumbuhan luar biasa dengan potensi skalabilitas yang baik sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di ASEAN. Faktor-faktor lain yang mendukung, berasal dari booming-nya bisnis e-commerce dan industri makanan cepat saji. SCG berfokus pada percepatan pertumbuhan bisnis dengan memperluas kapasitas produksi di pabrik UPPC Filipina dan pabrik BATICO Vietnam di atas perolehan saham Fajar, produsen kertas kemasan utama Indonesia.
"Meskipun ada serangkaian rintangan mulai dari perang dagang, perlambatan ekonomi global, penyesuaian pesangon, serta kerugian inventaris yang mempengaruhi kinerja operasi SCG untuk kuartal kedua dan paruh pertama 2019. Dengan menerapkan dua strategi utama, SCG yakin bisa memperkuat ketahanan terhadap fluktuasi ekonomi global dengan pendekatan manajemen yang berfokus pada pertumbuhan dan stabilitas jangka panjang," pungkas Roongrote.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: