Tokoh Persaudaraan Alumni (PA 212), Haikal Hassan, menegaskan sikapnya akan tetap menjadi oposisi, siapapun yang menjadi presiden. Hal tersebut dikatakan terkait kontranya poros politik Teuku Umar dengan Gondangdia.
Ia juga menjelaskan, kedudukan ulama adalah sebagai elemen yang berfungsi mengoreksi pemerintahan yang berpihak kepada rakyat.
“Gondangdia atau Teuku Umar, PA 212 berada di mana? Berada di mana ulama berada,” ucapnya, di acara ILC, Selasa (30/7/2019).
Baca Juga: Dukung Anies di 2024, Sindiran PA 212 untuk Nasdem Telak
Baca Juga: Tak Rela, PA 212 Tak Rela Ahok Jadi Menteri
Lanjutnya, ia menjelaskan, PA 212 memiliki banyak tokoh berpengaruh, salah satunya Imam Besar Habib Rizieq Shihab yang dianggap mempunya pengaruh besar di perpolitikan Tanah Air.
Sambungnya, dengan banyaknya ulama dan tokoh berpengaruh, PA 212 yakin posisinya yang tetap berada di luar pemerintahan sudah tepat. Bahkan, ia menganalogikan posisinya seperti peran nabi dan rasul dalam agama Islam yang senantiasa menduduki posisi oposisi dalam suatu tatanan sosial.
“Kita lihat sejarah, Nabi Ibrahim oposisi terhadap Namrudz, Nabi Musa oposisi terhadap Firaun," katanya.
Tambahnya, “Kemana Gondangdia atau Teuku Umar, kami ikut Ijtima Ulama. Kami berada di mana ada ulama. Itu prinsip PA 212 dan kita tetap oposisi, siapapun presidennya,” tukasnya.
Diketahui, istilah Gondangdia dan Teuku Umar merujuk pada pertemuan tokoh politik beberapa waktu lalu pasca Pilpres 2019.
Gondangdia merujuk pada pertemuan pimpinan partai politik koalisi Jokowi-Maruf di kantor DPP Nasdem. Minus Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri itu.
Tak lama Ketum PDIP, Megawati melakukan pertemuan dengan Ketum Gerindra, Prabowo Subianto di kediaman Mega di Jalan Teuku Umar tanpa didampingi partai koalisi Jokowi-Maruf.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil