Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

UMKM Punya Peran Penting bagi Perekonomian Indonesia

UMKM Punya Peran Penting bagi Perekonomian Indonesia Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (keempat kiri), Ketua Dewan Dekranas Mufidah Jusuf Kalla (tengah) dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kiri) meninjau Pameran Karya Kreatif Indonesia di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/07/2019). Pameran bertema Mendorong Pertumbuhan Melalui UMKM Go Export dan Go Digital tersebut menampilkan UMKM unggulan binaan Bank Indonesia. | Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan menilai peningkatan kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap pendapatan nasional harus terus diupayakan. Sebagai sektor yang berperan dalam membuka lapangan kerja bagi 96,87% angkatan kerja di Indonesia, UMKM memiliki posisi penting dalam keberlangsungan perekonomian Indonesia.

Ia mengatakan, berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, kontribusi UMKM pada PDB mencapai 60,34% pada 2017. Kontribusi ini pada dasarnya masih dapat ditingkatkan, mengingat peran UMKM dalam porsi ekspor di Indonesia hanya mencapai 15,7%. Pengalaman pada 1998 dan 2012 membuktikan bahwa UMKM dapat bertahan dari krisis ekonomi, ditunjukkan dengan pertumbuhan positif yang dicapai UMKM pada saat-saat krisis.

Baca Juga: Berdayakan Sejuta UMKM, Ralali Bekali Sobat Agent dengan Asuransi

”Dengan memperkuat peran UMKM sebagai punggung perekonomian, diharapkan kondisi makroekonomi Indonesia juga menjadi lebih tahan banting terhadap ketidakpastian global di tahun-tahun mendatang. Kebijakan pro-UMKM yang dapat diberikan dapat terfokus pada bantuan modal dan pemasaran, dimana dua fokus ini berpotensi menghambat pertumbuhan UMKM,” jelasnya kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Senin (5/8/2019).

Menurutnya, pemerintah idealnya harus menyediakan skema permodalan yang ramah terhadap UMKM. Selama ini, UMKM seringkali sulit mendapatkan modal dari bank karena sulitnya UMKM dalam memenuhi syarat creditworthiness (5C) yang menjadi standar bank dalam memberikan pinjaman. Creditworthiness diartikan sebagai syarat-syarat kelayakan untuk mendapatkan kredit dari bank.

Baca Juga: RKB BNI Fest, Cara BNI Kembangkan UMKM Binaan

Aset yang dimiliki UMKM, umumnya, tidak cukup memadai untuk dijadikan jaminan kepada pihak bank. Hal ini akhirnya yang membuat mereka dikenai bunga yang tinggi. Sementara itu untuk KUR, usaha skala kecil dan mikro masih sulit mendapatkannya. Usaha skala menengah memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan KUR.

”Penguatan peran peer to peer lenders harus dilakukan untuk memberikan UMKM akses ke permodalan dengan skema pembayaran yang ramah UMKM. Peran mereka sebagai perantara bisa turut memberikan manfaat untuk bank melalui produk-produk keuangan yang mereka beli sekaligus bisa memberikan UMKM akses ke permodalan,” tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: