Bersitegang Soal Rudal dengan AS, Vladimir Putin Akan Lakukan Ini
Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam bahwa negaranya akan mengembangkan rudal nuklir jarak pendek dan menengah jika Amerika Serikat mulai melakukan hal yang sama. Seperti yang diwartakan, AS telah mengingkari perjanjian Intermediate Nuclear Forces (INF) dengan Rusia pada Jumat (2/8).
Hal tersebut dilakukan usai menilai bahwa Rusia melanggar perjanjian dan telah mengerahkan satu jenis rudal yang dilarang, sebuah tuduhan yang dibantah Rusia. Dalam Pakta tersebut melarang rudal darat dengan jangkauan antara 500-5.500 km, mengurangi kemampuan kedua negara untuk meluncurkan serangan nuklir dalam waktu singkat.
Presiden Putin pada Senin (5/8) kemarin telah memerintahkan kementerian pertahanan dan luar negeri dan dinas intelijen luar negeri Rusia SVR untuk memonitor setiap langkah yang diambil AS.
"Jika Rusia mendapatkan informasi yang dapat dipercaya bahwa Amerika Serikat telah mengembangkan sistem ini dan mulai memproduksinya, Rusia tidak akan memiliki pilihan selain terlibat dalam upaya skala penuh untuk mengembangkan rudal yang sama," ujar Putin dalam sebuah pernyataan mengutip Reuters, Selasa (6/8/2019).
Petinggi AS mengatakan bahwa Amerika Serikat dalam beberapa bulan akan segera menguji rudal jarak menengah sebagai sebagai balasan untuk Rusia. Putin mengeluarkan peringatannya setelah mengadakan pertemuan dengan Dewan Keamanan Rusia untuk membahas langkah AS, yang dibantah Moskow selama berbulan-bulan, memperingatkan itu akan merusak pilar utama kendali senjata internasional. Namun dia mengatakan penting bagi Moskow dan Washington, untuk melanjutkan perundingan pengendalian senjata.
"Untuk menghindari kekacauan tanpa aturan, batasan atau undang-undang, kita perlu sekali lagi mempertimbangkan semua konsekuensi berbahaya dan meluncurkan dialog serius dan bermakna yang bebas dari ambiguitas apa pun," ujar Putin.
Para pejabat dari pemerintahan Gedung Putih yang namanya enggan disebut, mengatakan Rusia telah mengerahkan "banyak batalyon" rudal jelajah di seluruh Rusia yang melanggar pakta perjanjian dengan kemampuan untuk menyerang Eropa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri
Tag Terkait: