Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Ma'arif, mengaku pihaknya pernah mendapat nasihat dari KH Maimoen Zubair (Mbah Moen), meskipun, antara PA 212 dan Mbah Moen sempat berbeda pandangan politik saat Pemilu 2019.
"Walau terkadang beda pandangan dalam politik, tapi ketika kami silaturahmi, beliau sambut kami dengan hangat dan selalu menasihati kami dalam berjuang," katanya kepada wartawan, Selasa (6/8/2019).
Baca Juga: Sampaikan Belasungkawa, Ahok Ikut Kehilangan Mbah Moen
Baca Juga: Polri Kenang Sosok Mbah Moen: Kiai NU dengan Nasionalisme Tinggi
Lanjutnya, ia mengatakan ssering melakukan silaturahmi antarulama, termasuk dengan keluarga Mbah Moen. Bahkan, sambungnya, hingga saat ini PA 212 masih lancar berkomunikasi dengan putra Mbah Moen, Gus Najih.
"Sampai saat ini kami sering berjumâpa dan bertukar pikiran dengan putra beliau Gus Najih," ungkapnya.
Menurutnya, sosok Mbah Moen merupakan ulama yang kharismatik dan rendah hati. Tambahnya, ia menyebut Mbah Moen merupakan sosok yang dapat merangkul semua golongan.
"Beliau ulama yang karismatik, rendah hati, alim, merangkul semua golongan, dan tidak gampang menyalahkan pendapat orang lain," tukasnya.
Diketahui, Mbah Moen wafat saat menjalankan ibadah haji. Bahkan, sebelum berangkat ke Tanah Suci, ia sempat bertemu ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Mbah Moen yang merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, juga dikenal sebagai politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang menjabat Ketua Majelis Syariah PPP.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: