Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menanggapi Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Slamet Ma'arif yang menyebut pihaknya siap berdialog dengan pemerintah jika FPI dianggap tidak sesuai dengan ideologi Pancasila.
Ia menegaskan tidak ada yang perlu diobrolkan. Bahkan, ia menyatakan yang diperlukan pemerintah yakni komitmen ormas yang berazaskan Pancasila.
"Kami (Pemerintah) nggak perlu dialog yang diperlukan adalah komitmen, apalagi yang didialog kan nggak perlu dialog. Sudah jelas semua ormas supaya berazaskan pancasila sesuai dengan Undang-undangnya," ujarnya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Baca Juga: SKT FPI Mandek, Eks HTI Malah Tuding Pemerintah Islamofobia
Baca Juga: Istana Larang Menteri Rombak Bos BUMN Hingga Oktober
Lanjutnya, ia menegaskan tak perlu dialog dengan pemerintah untuk menunjukkan ideologi Pancasila. Namun, sambungnya, jika ormas FPI mengikuti aturan yakni sesuai dengan ideologi Pancasila, tidak perlu lagi ada dialog.
"Apanya yang didialogkan, suudah jelas. nggak perlu ada dialog. Sepanjang oke ikuti aturan mainnya selesai semua, apalagi yang perlu didialogkan," tegasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan setiap ormas tidak boleh mengembangkan ideologi lain selain Pancasila. "Saya pikir itulah, jangan mengembangkan ideologi lain itu prinsipnya. Dengan tegas FPI oke ideologi saya Pancasila selesai. Perilaku-perilaku Pancasila selesai kan itu, apa lagi yang perlu didialogkan," tukasnya.
Sebelumnya, Slamet Ma'arif, menyebut pihaknya siap berdialog dengan pemerintah jika FPI dinggap tidak sesuai dengan ideologi Pancasila. Bahkan, tak tanggung-tanggung, ia mengajak pemerintahan Jokowi berdialog secara terbuka yang disiarkan lewat stasiun televisi.
"Kalau pun dengan kami (FPI) ada yang dianggap tidak sesuai ya ajak kami bicara, dialog, kalau perlu ayo dialog terbuka, ditayangkan oleh stasiun televisi nasional, ayo, supaya umat bisa paham betul," kata Slamet Ma'arif di Hotel Lorin Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (5/8/2019).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil