Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cuaca Ekstrem Kekeringan di Thailand, Muncul Kuil yang Telah Hilang Selama. . .

Cuaca Ekstrem Kekeringan di Thailand, Muncul Kuil yang Telah Hilang Selama. . . Kredit Foto: (Foto: Reuters)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masyarakat yang ada di Thailand digegerkan dengan penemuan sebuah kuil Buddha yang kembali terlihat setelah tenggelam selama dua dekade silam. Kuil yang telah tenggelam tersebut muncul ke permukaan usai kekeringan membuat ketinggian air di bendungan tempatnya terbenam mencapai rekor terendah.

 

Terlihat puing-puing dari Wat Nong Bua Yai, sebuah kuil modern yang tenggelam selama pembangunan bendungan 20 tahun lalu, kembali terlihat di tengah-tengah tanah kering.

 

Adanya momen tersebut, beberapa biksu Budha termasuk di antara ratusan orang yang berjalan melalui struktur kuil yang rusak di atas tanah yang retak-retak dan berserakan banyak ikan mati pada pekan lalu. Kedatangannya untuk memberi penghormatan kepada patung Buddha tanpa kepala berukuran 4 meter, menghiasinya dengan bunga.

 

"Kuil itu biasanya tertutup air. Di musim hujan Anda tidak bisa melihat apa-apa," kata Somchai Ornchawiang, seorang pensiunan guru berusia 67 tahun yang datang berkunjung, sebagaimana dilansir Reuters.

 

Ia menyesali pembenaman kuil itu, namun saat ini khawatir tentang kerusakan yang disebabkan kekeringan pada lahan pertanian. Bendungan yang dibangun di tanah kuil itu memiliki kapasitas 960 meter kubik air dan biasanya menjadi sumber irigasi lebih dari 526.000 hektar lahan pertanian di empat provinsi. Akan tetapi, kekeringan membuat bendungan itu hanya dapat mengairi 1.214 hektar lahan pertanian di satu provinsi, Lopburi.

 

Menurut Departemen meteorologi mengatakan Thailand menghadapi kekeringan terburuk dalam satu dasawarsa, dengan tingkat air di bendungan di seluruh negeri jauh dari rata-rata bulanan. Sebelum dihilangkan di dasar bendungan, Kuil Wat Nong Bua Yai merupakan pusat kegiatan masyarakat, digunakan untuk ritual, perayaan, kegiatan pendidikan.

 

"Ketika saya masih muda, saya selalu datang untuk bertemu teman-teman di patung gajah di depan gedung utama untuk bermain di sana," kata Yotin Lopnikorn, pemimpin Desa Nong Bua yang dahulu terletak di dekat kuil.

 

Puing-puing Wat Nong Bua Yaida dahulu kala pernah muncul setelah kekeringan pada 2005. Di sebelah kompleks kuil terdapat sisa-sisa dari 700 rumah tangga desa.

 

"Ini adalah kedua kalinya saya melihat kuil ini dalam kondisi ini," ujar Yotin. "Sekarang kupikir kita perlu menyelamatkan tempat ini".

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: