Rupiah Berkurban Perasaan karena Terpanggang Api Perang Dagang, Duh!
Sehari usai libur hari raya kurban, nilai tukar rupiah dibuka dengan koreksi 0,11% ke level Rp14.200 per dolar AS. Bak, ikut berkurban perasaan, rupiah harus legawa karena turut terkoreksi di hampir seluruh mata uang Asia dan dunia.
Api perang dagang yang kembali membara menjadi faktor utama melemahnya nilai tukar rupiah di awal pekan ini, Senin (12/08/2019). Pasalnya, akhir pekan lalu, Presiden AS, Donald Trump, mengisyaratkan bahwa pihaknya akan membatalkan negosiasi dagang lanjutan yang rencananya akan digelar awal bulan depan di Washington.
Baca Juga: Rupiah, Si Kecil-Kecil Cabai Rawit
Melansir dari Reuters, Trump mneilai China masih antusias untuk melanjutkan negosiasi dan mencapai kesepakatan dagang. Sayangnya, Trump sendiri malah menyebut dirinya belum siap untuk berdamai dengan China.
Baca Juga: Tanpa Tedeng Aling-Aling, Rupiah Gilas Dolar AS
Dengan begitu, aset-aset investasi berbasis keuangan dari negara berkembang pun menjadi sasaran pelaku pasar. Khawatir stabilitas ekonomi global akan goyah akibat perang dagang yang kembali memanas, pelaku pasar memilih berpegang teguh pada dolar AS. Alhasil, dolar AS kini menjelma menjadi mata uang perkasa di hadapan mata uang dunia, termasuk rupiah.
Hingga pukul 09.37 WIB, US$1 dibanderol dengan harga tinggi, yaitu Rp14.225 atau dengan kata lain rupiah terkoreksi 0,25% dari harga pembukaan pagi tadi. Ironisnya lagi, rupiah bahkan ikut ditekan oleh mata uang dunia lainnya, seperti dolar Australia (-0,32%), euro (-0,31%), dan poundsterling (-0,34%).
Baca Juga: Tanpa Tedeng Aling-Aling, Rupiah Gilas Dolar AS
Sementara itu, di jajaran Asia, rupiah sempat menjadi mata uang terlemah di Benua Kuning. Kendati begitu, performa rupiah sudah sedikit membaik dengan naik satu tingkat menjadi mata uang terlemah kedua di Asia setelah unggul 0,12% terhadap ringgit.
Rupiah tertekan paling dalam oleh yen (-0,45%), dolar Hongkong (-0,28%), yuan (-0,25%), dolar Singapura (-0,21%), dan won (-0,09%).
Asal tahu saja, di tengah keperkasaan dolar AS, mayoritas mata uang Asia bergerak tertekan hari ini. Hanya yen dan dolar Singapura yang selamat dari cengkraman dolar AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: