Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos OJK Kasih Sinyal Waspada Buat Pasar Modal, Katanya. . .

Bos OJK Kasih Sinyal Waspada Buat Pasar Modal, Katanya. . . Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, menilai bahwa pasar modal Indonesia perlu mewaspadai konflik perang dagang antara AS dan China yang terkadang memberi sentimen negatif pada perekonomian global. 

Wimboh menilai, tensi perang dagang kedua negara dengan perekonomian terbsar di dunia itu akan terus berlanjut sehingga Indonesia harus bersiap diri meskipun kini kinreja pasar modal menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Baca Juga: Pasar Investasi Indonesia Ambruk di Senin Siang

"Jangan terlena karena kondisi perekonomian global diperkirakan belum membaik. Tensi trade war antara Amerika dan Tiongkok (China) diperkirakan masih berlanjut dan bahkan sudah mengarah ke currency war," tegas Wimboh kepada media, Jakarta, Senin (12/08/2019). 

Ia memberi contoh, perang dagang telah menyebabkan ekonomi global tumbuh melambat, di mana hingga Jui 2019, Dana Moneter Internasional (IMF) tercatat hanya tumbuh 3,2%. Alhasil, beberapa bank sentral berlomba-lomba menurunkan suku bunga acuan sebagai wujud pelonggaran kebijakan moneter, termasuk Bank Indonesia yang memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,75%.

Baca Juga: Perang Mata Uang dan Ancaman Ekonomi Global

"Hal ini mengindikasikan tantangan dari perlambatan ekonomi global ini masih akan mewarnai perkembangan ekonomi domestik dan kinerja pasar modal kita ke depan," sambung Wimboh. 

Baca Juga: Sikapi Perang Mata Uang, Ini Rekomendasi untuk Para Investor

Sebagai informasi, pada penutupan jeda siang ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik terkoreksi 0,53% ke level 6.248,80, sedangkan nilai tukar rupiah tertekan 0,21% ke level Rp14.220 per dolar AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: