Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendesak Self Regulatory Organization (SRO) pasar modal yakni PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) bekerja keras untuk meningkatkan perannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso kala mengeluhkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami kesulitan untuk bertumbuh dalam kurun tiga tahun terakhir.
"Pertumbuhan ekonomi kita semakin sulit pada hampir tiga tahun terakhir. Barangkali tahun ini pertumbuhan ekonomi kita bisa terjamin jika sektor riil bangkit. Dan, pertumbuhan kredit juga sudah double digit," katanya, di Jakarta, Senin (12/8/2019).
Baca Juga: Bos OJK Kasih Sinyal Waspada Buat Pasar Modal, Katanya. . .
Menurut Wimboh, industri pasar modal merupakan nadi yang bisa menggerakan perekonomian, selain industri keuangan lain seperti perbankan dan industri keuangan nonbank (IKNB).
Dia berharap, perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa direspons oleh SRO dengan lebih proaktif dan meningkatkan peran terkait penggalangan dana di pasar modal.
Baca Juga: Bareng Bareskrim, OJK Sapu Bersih Fintech dan Investasi Ilegal
"Namun, kami meyakini pasar modal tidak bisa tak proaktif. Kami masih menginginkan lebih dari SRO untuk meningkatkan perannya. Pasar modal kami harapkan mempunyai peran yang besar lagi sebagai media raising fund," tegasnya.
Wimbih menyebutkan bila pembiayaan pembangunan ekonomi nasional selama ini lebih besar berasal dari perbankan. Namun, kata Wimboh, pembiayaan perbankan yang bersifat jangka pendek, padahal pembiayaan jangka panjang bisa bersumber dari pasar modal. “Terutama untuk proyek-proyek infrastruktur itu,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri