Miliarder Jeffrey Epstein Tewas di Lapas, Politisi AS Ini Dituduh Sebagai Dalang Pembunuhan
Kematian miliarder Amerika Serikat (AS) Jeffrey Epstein yang diduga gantung diri di sel penjara di New York setelah terjerat kasus perdagangan seks pada Sabtu, 10 Agustus, menimbulkan kejanggalan. Pria berusia 66 tahun dituduh mengelola jaringan luas perdagangan gadis-gadis di bawah umur untuk berhubungan seks, dan mengaku tidak bersalah atas dalam persidangan di New York bulan lalu. Bahkan, banyak pihak yang mengaitkan teori konspirasi terkait kematiannya.
Bahkan, Epstein memiliki banyak kenalan orang-orang kuat dan terkenal, termasuk Presiden Donald Trump, mantan Presiden Bill Clinton, bahkan anggota keluarga Kerajaan Inggris, Pangeran Andrew. Banyak rekannya yang memiliki pengaruh telah ikut terseret dalam tuduhan terhadap Epstein, yang menyulut teori konspirasi dan informasi yang salah.
Terkait kematiannya, banyak isu yang mungkin diketahui para politisi tentang dugaan kejahatan Epstein dan apakah ada yang menginginkannya mati. Namun demikian, sampai saat ini tidak ada bukti yang menunjuk ke arah itu, namun, tagar #EpsteinMurder menjadi trending Twitter di seluruh dunia pada Sabtu.
Ada banyak teori, meme, baik serius mau pun bercanda berseliweran di daring dan media sosial termasuk YouTube dan Twitter pada Sabtu, menduga berbagai hal terkait kematian Epstein mulai dari bunuh diri yang dipalsukan ke sampai pembunuhan yang diatur dengan rapi.
Bahkan, Wali Kota New York, Bill de Blasio merupakan salah satu orang yang mengangkar dugaan bahwa Epstein dibunuh, mengatakan bahwa “terlalu mudah” sekarang Epstein tidak lagi dapat menyeret yang lain dalam kasusnya.
"Apa yang banyak dari kita ingin tahu adalah, apa yang dia tahu?" katanya de Blasio kepada wartawan sebagaimana dilansir BBC, Senin (12/8/2019). "Berapa banyak jutawan dan miliarder lain yang menjadi bagian dari kegiatan ilegal yang dia lakukan?"
Desas-desus semakin menguat usia diketahui bahwa Epstein sebelumnya telah ditempatkan di bawah pengawasan pencegahan bunuh diri (suicide watch) selama dalam tahanan. Namun, status itu pengawasan itu kemudian dicabut hanya beberapa saat sebelum kematiannya.
Bahkan, ada berita palsu dan foto-foto yang direkayasa seakan menuduh salah seorang politisi, terutama dari kubu ‘liberal’ dan ‘konservatif’ juga banyak beredar di daring, membuat teori-teori dan isu-isu tersebut berkembang semakin tak terkendali. Para jurnalis telah diminta untuk berhati-hati dalam memilah dan melaporkan informasi yang ada.
"Terburu-buru untuk menyebarkan teori konspirasi tentang seseorang di 'sisi lain' dari kesenjangan partisan menggambarkan mengapa masyarakat kita sangat rentan terhadap disinformasi asing," kata Senator Partai Republik Marco Rubio.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri
Tag Terkait: