Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mandul di Hadapan Program TV yang Tak Mendidik, Eh KPI Mau Ikut Campur di Youtube cs

Mandul di Hadapan Program TV yang Tak Mendidik, Eh KPI Mau Ikut Campur di Youtube cs Silhouette of mobile user is seen next to a screen projection of Youtube logo in this picture illustration taken March 28, 2018. | Kredit Foto: Antara/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Jakarta -

Warganet mmenumpahkankekesalannya karena Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akan mengawasi konten di layanan streaming seperti Netflix dan YouTube.

"Kami tolak KPI awasi Netflix" menjadi ttrendingtopic di jagad Twitter.

Baca Juga: KPI Mau Awasi Konten Youtube CS, Komisioner: Itu Pernyataan Pribadi dan Prematur

Warganet berargumen masih ada isu yang lebih penting daripada mengurusi siaran di YouTube, Netflix hingga Facebook, misalnya tayangan televisi yang menurut warganet tidak mendidik.

"Benerin dulu program TV di Indonesia, nggak usah ganggu kami yang sudah rela bayar demi konten yang lebih mendidik daripada TV," kata seorang warganet yang memakai akun bernama Minammini.

Warganet mengungkapkan salah satu alasan mereka untuk berlangganan konten layanan streaming sebagai alternatif dari siaran televisi. Penolakan warganet juga diwujudkan dalam bentuk petisi di change.org berjudul "Tolak KPI awasi YouTube, Facebook dan Netflix!" dibuat oleh Dara Nasution.

Petisi penolakan ini berargumen KPI tidak sesuai dengan mandat Undang-undang Penyiaran No.32 tahun 2002, yang mengamanatkan lembaga tersebut mengawasi siaran televisi dan radio yang menggunakan frekuensi publik.

Selain itu, KPI bukan lembaga sensor sehingga mereka dinilai tidak berwenang melarang dan memberlakukan sensor terhadap tayangan.

"KPI tidak pernah menindak tegas televisi yang menayangkan sinetron dengan adegan-adegan konyol dan tidak mendidik, talkshow yang penuh sandiwara dan sensasional, serta komedi yang saling lempar guyonan kasar dan seksis. Akhirnya, masyarakat mencari tontonan lain di luar televisi yang lebih berkualitas. Banyaknya orang yang beralih ke konten digital adalah bukti kegagalan KPI menertibkan lembaga penyiaran. KPI seharusnya mengevaluasi diri," demikian bunyi salah satu poin dalam petisi tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: