Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Seruan Parlemen Kuwait untuk Menekan Israel

Ini Seruan Parlemen Kuwait untuk Menekan Israel Seorang pria Palestina berjalan melewati polisi Israel saat mereka berjaga saat bentrok dengan warga Palestina pada hari Yerusalem di lapangan yang oleh Muslim dikenal sebagai "Noble Sanctuary" (Tempat Suci) dan untuk Yahudi dikenal sebagai "Temple Mount" di Kota Tua Yerusalem, Minggu (2/6/2019). | Kredit Foto: Reuters/Ammar Awad
Warta Ekonomi, Kuwait City -

Ketua Parlemen Kuwait, Marzouq al-Ghanim, menyerukan dunia Arab, Islam dan internasional mengambil tindakan untuk menekan Israel. Seruan ini dikeluarkan setelah polisi Israel menyerang jemaah di Masjid al-Aqsa pada Idul Adha lalu.

Ketua Parlemen Kuwait mengatakan, seruan damai yang digaungkan pihak Israel jelas telah dinodai oleh pihak mereka sendiri. Pasalnya, saat Idul Adha terjadi bentrokan di kompleks Masjdi al-Aqsa dan adanya penyerangan dengan kekerasan terhadap para jemaah Muslim.

"Serangan brutal yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Zionis terhadap jamaah di halaman Masjid al-Aqsa, pada pagi hari Idul Adha sekali lagi membuktikan runtuhnya seruan palsu untuk perdamaian, dan proyek-proyek permukiman kosong, dengan entitas pendudukan yang hanya tahu logika penindasan dan kekerasan," terang al-Ghanim dalam sebuah pernyataan.

Al-Ghanim menyebut pihak-pihak yang meninggalkan Palestina sendirian menghadapi musuh sebagai pihak yang memalukan.

"Sangat memalukan dan tercela untuk meninggalkan Palestina menghadapi musuh sendirian tanpa bantuan dan dukungan," tuturnya.

Dia mengajak kepada seluruh Muslim untuk mencegah Israel bertindak lebih jauh, serta memastikan tidak adanya pelanggaran HAM di sana.

“Mempertahankan entitas perampas ini adalah kewajiban agama dan bagian dari nasib kita, jika kondisi militer kita tidak menguntungkan, ini tidak mencegah tindakan setiap hari pada tingkat politik, budaya dan hak asasi manusia melemparkan Badan-badan Arab, Islam dan internasional," paparnya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Selasa (13/8/2019).

Al-Ghanim dikenal karena dukungannya untuk Palestina dan penolakannya atas serangan Israel terhadap Palestina dan situs-situs suci umat Muslim.

Pada Oktober 2017 ia mengatakan kepada delegasi Israel untuk meninggalkan konferensi Inter-Parliamentary Union (IPU) yang sedang diadakan di Rusia.

"Kamu harus mengemas tasmu dan keluar dari aula setelah kamu melihat reaksi parlemen terhormat dunia," tegasnya.

Secara tegas ia menyerukan agar Israel tidak perlu lagi terlibat dalam konferensi tersebut. Ia menyebut Israel sebagai bangsa penjajah, pembunuh, dan bersikap brutal.

"Keluar dari aula sekarang jika kamu memiliki atom yang bermartabat. Kamu penjajah, pembunuh anak-anak. Aku berkata kepada penjajah yang brutal, jika kamu tidak merasa malu, maka lakukan sesukamu," lanjutnya.

Dia kembali ke Kuwait beberapa hari kemudian untuk menyambut pahlawan dan dipuji oleh Emir Kuwait Sabah al-Ahmad al-Sabah.

Salat untuk Idul Adha, yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia, diadakan di Masjid al-Aqsa pada hari Minggu tetapi dinodai oleh pemukim Israel yang menyerbu situs suci umat Muslim itu.

"Sejak pagi, lebih dari 1.729 pemukim Yahudi telah memasuki kompleks," Firas Al-Dibs, juru bicara Otoritas Endowmen Keagamaan Yerusalem dalam sebuah pernyataan.

Pemukim yang menyerang Muslim di tengah perayaan Idul Adha dikabarkan didukung pihak kepolisian Israel.

"Serbuan pemukim didukung oleh petugas polisi Israel," katanya.

Pasukan pendudukan Israel menggunakan gas air mata, peluru berlapis karet, dan pentungan untuk membubarkan umat Muslim agar memberi jalan bagi orang Yahudi untuk menyelesaikan ritual mereka di lokasi. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: