Pemimpin gerakan perlawanan Hamas di Jalur Gaza memperingatkan Israel agar tidak melancarkan kampanye militer baru ke Jalur Gaza. Ia menegaskan, pejuang Hamas akan menang dalam setiap konflik dengan tentara Zionis di jika mereka nekat masuk ke wilayah kantong itu.
"Kami akan menghancurkan tentara pendudukan jika melintasi ke Jalur Gaza. Kami tahu apa yang kami katakan dan maksudkan dengan apa yang kami ucapkan,” ujar Yahya Sinwar dalam sebuah pidato yang disampaikan kepada keluarga-keluarga Palestina di kampung halamannya di Khan Younis, Gaza selatan.
Dia menambahkan, Hamas tak akan segan-segan mengirimkan rudal-rudal ke pasukan tentara Zionis.
"Jika Israel meluncurkan kampanye militer di Gaza, kami akan menghujani kota-kota mereka dengan ratusan rudal sekaligus," tambahnya.
Secara tegas pimpinan Hamas mengatakan, jika perang tak terhindarkan, pihaknya akan mengerahkan seluruh kekuatan untuk menghancurkan Israel.
"Jika terjadi perang, kita akan menyerang tentara pendudukan dan menghancurkan kekuatannya sekali dan selamanya. Kami tidak bercanda,” ucapnya seperti dikutip dari Press TV, Rabu (14/8/2019).
Sinwar kemudian memuji operasi 1 Agustus di Jalur Gaza selatan, tempat pria asal Palestina Hani Abu Sallah terbunuh dan tiga tentara Israel cedera dalam baku tembak. Ia menyebutnya sebagai aksi heroik.
Sinwar juga menyatakan bahwa aksi protes anti pendudukan mingguan di sepanjang perbatasan Jalur Gaza-Israel akan terus berlangsung sampai tujuannya tercapai.
Palestina telah mengadakan aksi unjuk rasa mingguan di perbatasan Gaza untuk memprotes pengepungan di daerah kantong itu. Aksi juga menuntut hak bagi para pengungsi untuk kembali ke rumah mereka yang terpaksa ditinggalkan selama pembentukan negara Israel pada tahun 1948.
Setidaknya 305 warga Palestina telah terbunuh oleh pasukan Israel sejak demonstrasi anti-pendudukan dimulai di Gaza pada 30 Maret 2018. Lebih dari 17.000 warga Palestina juga menderita luka-luka.
Bentrokan Gaza mencapai puncaknya pada 14 Mei tahun lalu, menjelang peringatan 70 tahun Hari Nakba (Hari Bencana), yang bertepatan dengan relokasi kedutaan Amerika Serikat (AS) dari Tel Aviv ke Yerusalem Timur yang diduduki.
"Kami akan melanjutkan upaya-upaya kami untuk mengakhiri perpecahan internal dan mencapai persatuan nasional berdasarkan proyek perlawanan, pembebasan dan pengembalian Palestina," tegas Sinwar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto