Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pak Surya Paloh, Ngaca Dulu!!

Pak Surya Paloh, Ngaca Dulu!! Sekretaris Kabinet Pramono Anung (tengah) berbincang dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan (kanan) dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) saat mengikuti pelantikan Gubernur-Wakil Gubernur Maluku Murad Ismail dan Barnabas Orno di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/4/2019). Murad Ismail dan Barnabas Orno dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku masa jabatan 2019-2024. ANTARA FOTO//pras. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menyarankan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh untuk intropeksi diri sebelum mengatakan ada paradoks antara Pancasila sebagai ideologi negara dengan realita dalam kehidupan saat ini.

"Harusnya berkaca pada diri sendirii dulu. Jangan lempar batu sembunyi tangan," katanya kepada wartawan, Kamis (15/8/2019).

Baca Juga: Surya Paloh Masih Pikir-Pikir Calonkan Anies di 2024

Baca Juga: Kabinet Dipastikan Lebih Banyak dari Kalangan Profesional, Paloh Kecewa?

Sebelumnya, saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Indonesia (UI), Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Rabu kemarin. Surya Paloh menyebut Indonesia saat ini menganut sistem negara kapitalis yang liberal, bukan lagi Pancasila.

Menurutnya, sebagai elite, yang dekat dengan Joko Widodo, Surya Paloh seharusnya bisa menyampaikan langsung ke presiden agar melakukan evaluasi besar-besaran kenapa Pancasila tidak hadir di tengah masyarakat.

"Rakyat itu cerminan dari elite. Pancasila tidak hadir jangan tanyakan kepada masyarakat, tapi tanyakan kepada elite yang membuat peraturan dan menjalankan kebijakan," ucapnya.

Terlebih, Surya Paloh meyakini semua peserta pemilu tidak bersih dari politik uang. Dan Nasdem, disebut-sebut memanfaatkan Jaksa Agung sebagai alat politik.

Sambungnya, persoalan Pancasila yang tidak hadir dalam roh dan jiwa masyarakat, adalah tanggung jawab bersama yang leading sector-nya ada pada kekuasaan.

"Mari kita evaluasi bersama. Istana, DPR, parpol dan masyarakat termasuk saya sendiri harus introspeksi diri," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: