PT Sri Rezeki Isman Tbk (SRIL) mencetak kinerja yang kuat ditengah situasi perekonomian global yang tidak menentu akibat perang dagang antara AS dengan Tiongkok, Pada Semester I 2019, Penjualan Kotor Perseroan tercatat meningkat sebesar 16,16% dibandingkan dengan Semester I 2018 dari US$543,76 juta menjadi US$631,54 juta.
Direktur Utama Sritex, Iwan Setiawan Lukminto mengatakan bahwa kenaikan tersebut merupakan pencapaian diatas rata-rata industri mengingat perang dagang yang masih mencemaskan pasar.
"Penjualan yang kuat tersebut didukung oleh dominannya penjualan benang yang berkontribusi sebesar 40.1% terhadap total penjualan hingga Semester I 2019," katanya.
Baca Juga: Top! Sritex Bagikan Dividen Rp61,35 Miliar
Pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan didukung oleh penerapan strategi yang tepat, hal ini bisa terlihat dari laba bersih Perusahaan yang ikut meningkat 12,29% pada 6 bulan pertama tahun ini, menjadi USD 63,25 juta. “Hal ini ditopang oleh nilai tambah yang terus dikejar oleh Perusahaan agar dapat memperbaiki net overall margin,” tambahnya.
Menariknya, lanjut Iwan, kontribusi penjualan ke Amerika Serikat dan Amerika Latin juga meningkat sebanyak 32 kali lipat hingga pertengahan tahun ini, atau berkontribusi sebesar 13,6% dari total penjualan ekspor senilai USD 51,35 juta dari USD 15,98 juta di periode tahun sebelumnya.
“Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan cukup luwes dalam mengambil kesempatan yang ada di pasar global,” terangnya.
Baca Juga: Benah-Benah Industri Tekstil Indonesia
Menurut Iwan, tekstil dan pakaian jadi adalah sektor industri manufaktur yang tumbuh tertinggi pada kuartal II 2019 sebesar 20,71%. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan sektor industri kertas dan makanan minuman. Industri tekstil tumbuh didukung oleh peningkatan produksi di beberapa sentra, dan masih kompetitif di kancah internasional.
“Outlook tekstil saat ini masih dalam budget dimana, opportunity yang kita dapatkan dari terutama Amerika untuk ekspor, itu kita bisa terus tingkatkan samaai akhir semester ini. Dan kita juga ada beberapa opportunity dimana, ada bilateral bagaimana kita gunakan kapas lebih banyak tapi ekspor juga lebh banyak, ini salah satu opportunity untuk tingkatkan industri tekstil indonesia,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: