Menyedihkan, Begini Tampak Wajah Bocah 4 Tahun Korban Perang Suriah
Salah seorang pengungsi dari Suriah yang berusia empat tahun buta dan meninggalkan bekas luka yang mengerikan. Hal tersebut ia dapatkan usai keluarganya terkena serangan udara saat mereka melarikan diri dari zona perang. Bocah malang tersebut bernama Jouma. Buta pada matanya, membuat indranya yang lain menjadi lebih kuat dan dia menyentuh wajah orang-orang untuk mengenalinya.
Jouma dan keluarganya berhasil keluar dari Suriah ke negara tetangga, Libanon di mana mereka tinggal di lingkungan miskin di Beirut. Mereka masih trauma dengan perang.
Jouma saat ini menetap bersama orang tuanya dan dua saudara kandung. Mereka hidup bersama di sebuah ruangan kecil dan berharap mendapat suaka di negara Eropa. Dalam sebuah wawancara dengan BBC News, kelaurga itu menceritakan keadaan mereka dan harapan mereka untuk masa depan.
Terlihat dalam rekaman Jouma tersenyum ketika ayahnya yang hanya menmiliki dua jari kaki akibat serangan. Ia berjalan tanpa bantuan saat menuruni tangga.
Jouma menikmati bermain dengan kamera dan mikrofon kru BBC, belajar bagaimana menggunakan klip on.
Wartawan video BBC Eloise Alanna, yang bertemu keluarga itu, mengatakan dalam sebuah video, "Ini adalah dampak dari serangan udara satu tahun lalu.” "Ketika saya pertama kali melihat Jouma, saya kaget melihat wajahnya.”
Alanna melanjutkan, usai beberapa saat ia menyadari bahwa Jouma layaknya bocah lelaki berusia empat tahun yang penasaran dengan dunia dan dicintai oleh orang tuanya.
Saat ini, keluarga itu tinggal di daerah pedesaan di Suriah utara, tetapi terpaksa mengungsi pada tahun 2018.
Saat bus yang mereka tumpangi ditabrak serangan udara, sebuah jendela pecah dan menghancurkan wajah Jouma.
Anak muda itu, yang baru berusia tiga tahun pada saat itu, terus pulih dari cedera fisiknya, tetapi bekas luka emosionalnya masih ada.
Keluarga mengkisahkan bagaimana mereka kesulitan tidur di malam hari. Ayah Jouma tidak dapat mengingat hal-hal karena cedera traumatis yang dideritanya.
"Yang paling mengejutkan saya bukan hanya luka fisik yang parah tetapi juga efek traumatis dan psikologis yang mendalam dari pengalaman mereka,” kata Alanna.
"Sang ayah mulai melupakan hal-hal, mereka mengatakan sangat sulit untuk tidur di malam hari dan trauma psikologis ini akan menyertai mereka selama sisa hidup mereka."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri
Tag Terkait: