Kisah Hidup Si Yahudi yang Kini Masuk Daftar Orang Terkaya di Dunia
Nama miliarder Len Blavatnik memang jarang terdengar seperti miliarder lain yang masuk ke dalam daftar orang terkaya di dunia. Blavatnik menempati posisi ke-59 sebagai orang terkaya di dunia dengan kekayaan US$16,3 miliar atau sekitar Rp228,2 triliun.
Perjalanan hidupnya tidaklah mudah karena statusnya sebagai Yahudi. Ia lahir di Ukraina dan harus berpindah ke Moskow untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan akhirnya ia menuntut ilmu di Moscow Institute of Transport Engineers.
Baca Juga: Orang Terkaya Denmark Meninggal Dunia
Lambat laun, status orang Yahudi mulai diberi keringanan oleh Uni Soviet. Memasuki tahun 1978, Blavatnik dan keluarga pun berpindah ke Amerika Serikat (AS) dan menetap di Brooklyn.
Akhirnya, Blavatnik melanjutkan studinya di Columbia University dan meraih gelar magister di Harvard Business School.
Saat belajar di Harvard tahun 1986, Blavatnik mendirikan perusahaan investasinya Access Industries yang kini menjadi perusahaan raksasa.
Blavatnik merupakan miliarder yang pandai membaca peluang bisnis. Di tahun 1990, ia mengajak mitra Rusia membeli pabrik aluminium dengan harga murah dan menjadi pemain terkemuka di pasar Rusia. Selanjutnya, ia melakukan diversifikasi bisnis menjadi pemain batu bawa dari tambang di Kazakhstan.
Baca Juga: Buku Sakti! Jeff Bezos Jadi Orang Terkaya di Bumi Berkat Ini
Pria kelahira 1957 ini melebarkan sayapnya ke bisnis minyak melalui perusahaan TNK, di mana ia berseteru dengan BP untuk mengendalikan perusahaan minyak lain Chernogorneft.
Namun, belakangan ia menggeser bisnisnya. Ia sekarang membangun kerajaan bisnis konten. Lantaran, ia membeli Warner Music. Warner Music sendiri merupakan salah satu perusahaan rekaman terbesar di dunia bersaing dengan label rekaman lain seperti Sony BMG, EMI dan Universal.
Selain itu, Blavatnik juga diketahui melakukan investasi di Spotify dan Deezer.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: