Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kiprah Produk Kerajinan Tangan Indonesia di Jepang

Kiprah Produk Kerajinan Tangan Indonesia di Jepang Pasar Jepang minati produk kerajinan tangan Indonesia | Kredit Foto: Kemendag
Warta Ekonomi, Jakarta -

Produk kerajinan tangan Indonesia ternyata memiliki tempat di hati konsumen Jepang. Keunikan kerajinan tangan Indonesia banyak diminati dan masih bertahan hingga kini di Jepang.

Hal ini dikemukakan Seiji Igarashi, salah satu importir dan pemasok produk Indonesia. Igarashi merupakan pemilik dan pendiri perusahaan Bali Paradise. Ia telah menjalankan usahanya sebagai importir produk Indonesia selama 11 tahun.

Informasi dari Igarashi ini diperoleh saat kantor Atase Perdagangan Tokyo melakukan kunjungan kepada para importir produk Indonesia pada Jumat (23/8), di Tokyo, Jepang.

"Hingga kini, produk kerajinan tangan dari Indonesia tetap diminati konsumen Jepang, baik perorangan maupun pelaku usaha seperti restoran, hotel, dan spa," kata Igarashi saat menerima Atase Perdagangan Tokyo di kantornya yang bernuansa Bali di kawasan Machida, Yokohama, Jepang.

Baca Juga: Lewat Innovating Jogja, Kemenperin Lahirkan Startup Inovatif di Sektor Kerajinan dan Batik

Sejak 2008, Igarashi konsisten memasok produk-produk dari Indonesia ke Jepang. Secara regular, Bali Paradise mengimpor sekitar satu kontainer kerajinan tangan per bulannya.

"Produk Indonesia itu bagus dan harganya bersaing. Selain itu, sifat kekeluargaan dan kehangatan masyarakat Indonesia-lah yang membuat saya selalu suka untuk berbisnis dengan Indonesia," lanjut Igarashi.

Lebih lanjut Igarashi menjelaskan, hingga saat ini hubungan perdagangan antara Bali Paradise dengan pemasok di Indonesia berjalan lancar dan tidak menemui permasalahan.

Bali Paradise termasuk sebagai perusahaan golongan menengah. Perusahaan ini mendistribusikan produknya ke seluruh Jepang melalui tujuh distributor utamanya. Pelanggan utama Bali Paradise adalah hotel, restoran, spa, ritel, maupun perorangan.

Menurut Igarashi, pesaing utama produk Indonesia ialah produk furnitur kayu asal Vietnam. Hingga saat ini, produk Indonesia terus bertahan di pasar Jepang, bahkan mengalami kenaikan permintaan dalam tiga tahun terakhir.

Adapun produk yang paling banyak diminati konsumen Jepang di antara produk yang diimpor Bali Paradise adalah produk kerajinan tangan yang ukurannya kecil-kecil dan unik.

Ketika memasuki kantor yang sekaligus ruang pamer produk (show room) Bali Paradise, hal yang dirasakan ialah seperti berada di toko cendera mata Krishna Bali atau Mirota Jogja. Ini karena hampir semua produk yang dipajang berasal dari Indonesia.

Saat ini, Bali Paradise bercita-cita memperluas pasar produknya dengan menambah jenis produk baru yang bisa ditawarkan kepada pelanggannya. Igarashi juga sedang mencari pemasok lain dari luar Bali untuk jenis produk-produk baru yang belum dimilikinya. Dia pun berharap Atase Perdagangan Tokyo dapat membantunya mendapatkan pemasok produk-produk tersebut.

Baca Juga: Ekspor Karet Meningkat Tajam, Indonesia Produsen Terbesar Kedua di Dunia

"Kami siap membantu Bali Paradise menemukan pemasok-pemasok baru untuk menambah dan memperbanyak jenis produk yang dapat diekspor ke Jepang," kata Atase Perdagangan RI di Tokyo, Arief Wibisono.

Neraca Perdagangan Indonesia-Jepang

Pada 2018, nilai perdagangan Indonesia-Jepang tercatat senilai US$37,44 miliar dengan neraca perdagangan surplus bagi Indonesia sebesar US$1,49 miliar. Pada periode Januari-Juni 2019, nilai perdagangan kedua negara mencapai US$15,66 miliar dengan neraca surplus senilai US$336 juta.

Ekspor Indonesia ke Jepang pada 2018 tercatat senilai US$19,47 miliar terdiri dari ekspor migas senilai US$3,16 miliar dan ekspor nonmigas senilai US$16,31 miliar. Sementara nilai impor Indonesia dari Jepang tercatat senilai US$17,98 miliar.

Sedangkan ekspor produk kerajinan tangan tahun lalu tercatat senilai US$28,17 miliar. Indonesia berada di posisi kelima pemasok produk kerajinan tangan setelah China, Vietnam, Filipina, dan Thailand.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: