Peneliti Institute For Development of Economics and Finance, Ariyo DP Irhamna menilai gembar-gembor pemerintah memindahkan ibu kota negara ke wilayah Kalimantann Timur, hanya sebatas ide tanpa persiapan matang.
Menurutnya, megaproyek yang telah menggemparkan publik Tanah Air ini ternyata pembiayaannya belum dihitung secara matang. Hal tersebut diketahui ketika Menteri Keuangann Sri Mulyani tak bisa memaparkan rincian anggaran pindah ibu kota kepada jajaran DPR Selasa lalu.
"Saya juga sudah dengar dari rekan saya di Dirjen Anggaran kalau anggaran untuk pemindahan ibu kota belum dibahas di Kemenkeu," katanya kepada wartawan, Rabu (28/8/2019).
Baca Juga: Tambah Utang Negara Rp790,7 Triliun, RR Bilang Mbak Sri Kriminal
Baca Juga: Gubernur Kalteng Angkat Suara Daerahnya Gagal Jadi Ibu Kota
Lanjutnya, terkait dalam rapat tersebut Sri Mulyani mengaku baru akan memplajari masterplan pemeindahan ibu kota yang dibangun Menteri PU dan Bappenas baik dari sisi kebutuhan pembangunan, yakni status asetnya, tanah, dan layout kebutuhan capital spending.
Karena itu, ia berpandangan rencana besar Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak akan berjalan mulus, bahkan cenderung gagal.
"Artinya, ide pemindahan Ibukota ini tidak dipersiapkan dengan serius dan matang oleh pemerintah. Sehingga, kemungkinan besar pemindahan Ibukota ini tidak akan terjadi," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil