Tak Becus Tangani Pasien, Dokter Lansia di India Tewas Dianiaya Puluhan Orang
Massa berkisar 250 orang di Negara Bagian Assam, India secara brutal memukuli dan membunuh seorang dokter tua dan memicu ancaman mogok dari serikat medis negara itu. Sang dokter dituduh gagal menyelamatkan seorang pekerja perkebunan teh karena dia absen dari rumah sakit.
Menurut Asosiasi Medis India, badan dokter dan staf medis terbesar di India, dengan lebih dari tiga juta anggota, menyuarakan pemogokan pada Selasa setelah Deven Dutta, dokter berusia 75 tahun yang berpraktik di Assam, dianiaya oleh massa berjumlah 250 orang dan meninggal karena luka-lukanya.
Seperti diwartakan RT, Senin (2/9/2019), adegan mengerikan terjadi di sebuah rumah sakit di dalam sebuah perkebunan teh yang luas pada Sabtu, tak lama usai seorang pekerja wanita dirawat di fasilitas medis itu. Seorang pekerja berusia 33 tahun dalam kondisi kritis dan membutuhkan bantuan medis yang mendesak, namun baik Dutta maupun apoteker sedang tidak berada di rumah sakit saat itu. Wanita itu ditinggalkan dalam perawatan seorang perawat, yang memberikannya cairan saline. Langkah medis itu tidak menyelamatkan nyawa karyawan perkebunan teh yang sakit, dan dia meninggal tak lama setelahnya.
Baca Juga: Asyik, HP Boyong Chromebook 14 ke India
Belum diketahui apa yang menyebabkan kematian perempuan itu atau apakah ada hal lain yang bisa dilakukan untuk menyelamatkannya. Tetapi, rekan kerja wanita itu menyalahkan kematiannya pada dokter, yang tidak muncul di rumah sakit sebelum jam 3:30 sore waktu setempat, lebih dari tiga jam setelah karyawan yang sakit dirawat.
Ketika tiba, puluhan pekerja yang marah memukuli pria tua itu dan menguncinya di lemari di ruang rumah sakit, mencegahnya dari menerima bantuan medis yang sangat dia butuhkan. Polisi dipanggil ke tempat kejadian, dan masuk ke ruangan, menangkap 21 orang. Namun, dokter itu dalam kondisi yang sangat buruk pada saat itu sehingga ia meninggal karena luka-lukanya beberapa jam kemudian.
Insiden itu menimbulkan kemarahan dari komunitas medis India. Forum Dokter Benggala Barat (WBDF) mengecam tindakan brutal itu sebagai "pembunuhan dengan kekerasan," menyesalkan bahwa insiden semacam itu telah menjadi
"jalan hidup" bagi petugas medis di negara itu dan bahwa dokter "tidak dihargai lagi di India”.
“Beberapa dekade pelayanan, bantuan di luar jam, saran yang diminta kepada pasien yang ia layani disapu, dilupakan dan dihancurkan dengan keras oleh satu saat pelayanan yang tidak memadainya,” demikian pernyataan dari organisasi itu.
WBDF mengatakan bahwa Dutta sebenarnya sudah lama melewati usia pensiun, namun tidak berhenti bekerja. Mereka memuji dokter itu untuk komitmennya kepada komunitasnya sendiri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri
Tag Terkait: