Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Atasi Masalah Kerugian, Pesaing Starbucks di China Ini Lepas Unit Bisnis....

Atasi Masalah Kerugian, Pesaing Starbucks di China Ini Lepas Unit Bisnis.... Kredit Foto: Instagram Luckin
Warta Ekonomi, Surakarta -

Perusahaan rintisan di bidang jaringan minuman, Luckin Coffee, melepas lini bisnis tehnya menjadi perusahaan independen. Hal itu diumumkan oleh perusahaan melalui WeChat.

Sebelumnya, Luckin meluncurkan merek teh Xiaolu Tea pada awal Juli dengan 10 produk berbasis teh di bawah merek itu. Tak sampai dua bulan, perusahaan memutuskan untuk mengubah unit bisnis teh menjadi perusahaan independen dengan nama Luckin Tea.

"Teh dan kopi sebenarnya saling melengkapi dalam lingkungan pekerja," kata Co-Founder Luckin Coffee, Guo Jinyi, dikutip dari Kr-Asia, Rabu (4/9/2019) di Surakarta.

Baca Juga: Pengelola Gerai Starbucks Raup Cuan Jumbo, Laba Bersih Naik hingga 51%

Identitas visual untuk toko, produk, dan barang dagang terkait Luckin Tea sudah ditetapkan. Aplikasi mandiri dan program pemasaran di WeChat juga akan dibangun untuk memfasilitasi pesanan secara daring.

"Saat ini, produk teh dan kopi dijual di aplikasi Luckin Coffee dan program mini WeChat, serta dijual secara luring di outlet Luckin Coffee," kata perusahaan.

Tak hanya itu, pesaing besar Starbucks di China itu juga akan meluncurkan rencana kemitraan dengan para pengusaha ritel (individu) sehingga mereka bisa membuka usaha penjualan minuman teh dengan merek Luckin Tea.

Keputusan besar Luckin itu mendorong Luckin Tea ke dalam lingkaran persaingan dengan merek teh lain, seperti Heytea yang dibeking oleh Meituan yang digemari kalangan muda. Saat ini, Luckin memiliki hampir 3 ribu toko pada akhir Juni, menurut laporan keuangan terbarunya.

Baca Juga: Kerugian Meningkat 100%, Startup Kopi China Ini Akhirnya Niat Jual....

Meski pertumbuhan jumlah tokonya pesat, perusahaan masih belum memperoleh profit. Bahkan, mereka membukukan kerugian bersih senilai RMB 681,3 juta, meningkat lebih dari 100% dibanding kuartal II 2018 dengan angka RMB 333 juta. 

Kerugian itu disebabkan oleh biaya penjualan dan pemasaran yang mencapai angka RMB 390,1 juta, meningkat 119,1% dari tahun sebelumnya.

Langkah Luckin masuk ke pasar teh dapat dimengerti, sebab rata-rata konsumen China meminum 317 cangkir minuman bukan kopi per tahunnya, jauh lebih banyak dari konsumen Amerika Serikat (AS) dengan rata-rata 208 cangkir minuman bukan kopi. Lebih lanjut, konsumen China rata-rata hanya meminum kurang dari tujuh cangkir kopi setahun, menurut Organisasi Kopi Internasional.

Dalam prospektus IPO-nya, Luckin mengutip penelitian oleh Frost & Sullivan yang menunjukkan, pangsa pasar minuman teh segar bernilai RMB 68,0 miliar (hampir USD 10 miliar) pada 2018.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: