Saingan Besar Starbucks di China Kena Masalah di Tengah Corona, Saham Anjlok Hampir 76%!!
Mantan bos operasional dari perusahaan pesaing besar Starbucks di China, Luckin, diyakini menggelembungkan pendapatan hingga 2,2 miliar yuan (sekitar Rp5,8 T).
Sampai-sampai, Luckin melakukan pengajuan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) untuk melakukan penyelidikan internal. Gegara hal itu, saham Luckin di Nasdaq merosot sampai 75,57% pada penutupan pada Kamis (2/4/2020).
"Luckin juga menetapkan firma hukum Kirkland & Ellis sebagai penasihat independen selama investigasi," lapor KrAsia, Jumat (3/4/2020).
Baca Juga: Amerika Sebut China Palsukan Data Kasus Corona, Kemenlu China Beri Kritik Pedas Kayak Gini!!
Kasus ini berawal ketika perusahaan riset ekuitas Muddy Waters mempertanyakan keabsahan laporan keuangan Luckin pada 31 Januari lalu melalui Twitter. Dalam cuitannya, Muddy Waters melampirkan bukti laporan anonim 89 halaman yang menyebut laporan keuangan Luckin dipalsukan dari segi trafik pembelian di toko.
Secepat kilat, Luckin merespons tuduhan itu pada 3 Februari. "Itu tidak benar dan menyesatkan. Semua data operasi utama, termasuk jumlah item per toko per hari, item per pesanan, dan harga jual yang efektif dilacak secara real-time dan dapat diverifikasi."
Pada akhirnya, itu membuat 10 firma hukum AS mengumumkan kesiapan untuk mengajukan gugatan terhadap Luckin Coffee pada 6 Maret, dengan mengatasnamakan investor.
Sekadar informasi, Luckin telah membangun jaringan toko kopi terbesar dari segi jumlah di Negeri Tirai Bambu pada akhir 2019--mengalahkan Starbucks. Namun, sepertinya manajemen Luckin memiliki PR untuk memperbaiki kredibilitas di mata investor.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: