Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Luncurkan iPhone Baru, Apple Hadapi Persaingan Ketat di Negeri Tirai Bambu

Luncurkan iPhone Baru, Apple Hadapi Persaingan Ketat di Negeri Tirai Bambu Kredit Foto: (Foto: Noodcases)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Apple Inc yang baru saja meluncurkan produk terbaru mereka, iPhone 11, masih harus menghadapi persaingan pasar yang ketat di Tiongkok. Meski diluncurkan dengan dua kamera pada iPhone 11 dan tiga kamera pada iPhone 11 Pro, produk terbaru dari Apple ini belum mampu mengakomodasi teknologi generasi ke-5 yakni 5G.

"Tetap saja kami harus menunggu setahun untuk bisa mendapatkan 5G. Kenapa tidak beli Huawei saja di Senin," ujar salah satu pengguna Weibo, platform mirip Twitter yang ada di Tiongkok, seperti dikutip oleh Reuters, Rabu (11/9/2019).

Hal ini tentu menjadi perhatian bagi pengguna produk Apple. Meski telah menerapkan lebih dari dua lensa dalam produknya, nyatanya Apple tertinggal dari pesaingnya dari Tiongkok, Huawei dan Vivo, yang sudah meluncurkan model gawai yang mengakomodasi 5G.

Baca Juga: Huawei Pamerkan Berbagai Inovasi Berteknologi 5G di Chengdu

Selain tertinggal setahap dari pesaingnya dalam hal 5G, harga yang dipatok Apple disebut pengamat Neil Shah masih terlalu tinggi untuk pasar Tiongkok. Neil Shah memprediksi penjualan iPhone di Tiongkok pada tahun ini akan berkisar pada angka 30-35 juta. Angka tersebut turun dari 65 juta iPhone yang terjual di Tiongkok pada 2015.

Meski demikian, beberapa pengamat menilai keputusan Apple untuk menurunkan harga merupakan awal yang baik.

Di luar kedua hal tersebut, Apple juga harus menghadapi persaingan di pasar Tiongkok di tengah perang dagang antara AS dan Tiongkok. Akibat perang tersebut, saham Apple di pasar Tiongkok terhitung Juni tahun ini menurun di angka 5,8 persen dari 6,4 persen di awal 2019.

"Kami berpikir penurunan harga iPhone 11 dan program tukar tambah akan membantu peningkatan penjualan, khususnya di Tiongkok, sementara Apple Arcade dan TV+ akan membantu percepatan peningkatan tersebut," kata pengamat Center for Financial Research and Analysis (CFRA) Angelo Zino seperti dilansir dari Reuters.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: