Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rugi Sampai Rp70 T, Aplikator Taksi Online Ini PHK 400-an Karyawan!

Rugi Sampai Rp70 T, Aplikator Taksi Online Ini PHK 400-an Karyawan! Kredit Foto: Reuters/Tyrone Siu
Warta Ekonomi, Surakarta -

Uber dikabarkan telah melakukan PHK massal terhadap 435 karyawan di tim produk dan tekniknya.  Secara keseluruhan, jumlah itu mencapai sekitar 8% dari total karyawan, dengan 170 orang dari tim produk dan 265 orang dari tim teknisi.

Selain PHK, Uber juga tak mengadakan perekrutan tim pada tim produk dan tim teknisi sejak awal Agustus lalu, menurut narasumber kepada TechCrunch, dilansir Rabu (11/9/2019). 

"Dengan perubahan ini, kami berharap dapat meningkatkan cara kerja kami sehari-hari dan selalu memiliki agilitas yang tinggi," kata juru bicara Uber.

Baca Juga: Tiru Grab dan Gojek, Uber Ambil Langkah Ini di India

Dari total karyawan yang di-PHK, lebih dari 85% berbasis di Amerika Serikat (AS), 10% di Asia-Pasifik, dan 5% di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika

Sang jubir menambahkan, "Walaupun menyakitkan, khususnya bagi mereka yang terkena dampak, kami percaya ini akan menghasilkan tim teknisi yang jauh lebih kuat dengan talenta terbaik secara global."

Bos tim produk, Manik Gupta dan bos tim teknisi, Thuan Pham melihat besarnya ukuran tim, kemudian mengidentifikasi peran rangkap dan pekerjaan yang tumpang tindih. Setelahnya, kinerja individu juga dipertimbangkan dalam menentukan siapa yang akan diberhentikan, menurut narasumber yang sama. Begitulah cara perusahaan untuk lebih fokus pada desain dan tim riset dari sisi produk.

"Sebelumnya, untuk memenuhi permintaan startup yang bertembuh secara signifikan, kami merekrut dengan cepat dan menggunakan cara yang terdesentralisasi," kata juru bicara itu.

Dengan 27 ribu karyawan yang tersebar secara global, menurutnya, Uber perlu mengubah struktur organisasinya. Tim yang kinerjanya lebih baik dengan mandat lebih jelas dipercaya mampu mengeksekusi keputusan lebih cepat dari pesaingnya.

PHK itu terjadi tak lama setelah Uber memecat 400 orang dari tim pemasaran. Pada kuartal II 2019, Uber rugi lebih dari US$5 miliar (sekitar Rp70,3 triliun) akibat dari biaya kompensasi berbasis saham untuk karyawan setelah IPO perusahaan pada Mei lalu.

Namun, PHK tidak terjadi pada layanan Eats, salah satu produk dengan kinerja terbaik Uber, serta Freight.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: