Aksi nyata yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) di sepanjang wilayah Pantura dengan menggerakkan pertanaman membuahkan hasil. Seperti yang terjadi di Cikadu Purwakarta, petani mulai mengolah tanah untuk pertanaman bulan ini.
Biasanya saat kemarau para petani pasrah menunggu hujan turun, tetapi kali ini, petani mencoba memanfaatkan sumber air yang ada di Sungai Cilamaya. Petani mengaliri sawahnya menggunakan mesin pompa air dan selang bantuan dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) Kementan.
Memang selama ini jika memasuki musim kemarau mayoritas daerah pantai utara jawa (pantura) mengalami kekeringan, Cikadu ini salah satunya. Hampir tiga bulan hujan belum turun, akibatnya lahan pertanian terancam kekeringan karena sebagian besar daerah tersebut adalah wilayah tadah hujan.
"Awalnya ragu untuk menanam, nunggu hujan baru bisa nanem karena enggak punya mesin, tapi berkat bantuan Kementan, kami bisa menanam kembali," ujar Unus, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Margatani, Cikadu Purwakarta, Kamis (12/9/2019).
Baca Juga: Kementan Bantu Karanganyar Mitigasi Kekeringan dengan Gerakan Tanam
Gapoktan ini menerapkan penyedotan menggunakan selang air yang dibagi jalur menjadi tiga bagian. Dua untuk selang besar dan satu untuk bak air. Baik air ini tersambung dengan pipa yang akan mengaliri lahan yang cukup jauh. Berkat mesin pompa dan bak air ini hampir 100 hektare bisa terairi.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Kementan Edy Purnawan mengatakan, selain bantuan pompa dan selang air, Kementan pun memberikan bantuan benih padi gogo sawah (gowah) kepada petani sehingga bisa langsung ditanam.
"Selain mesin pompa air dan selang, Kementan juga akan memberikan bantuan benih padi gogo sawah," ujar Edy.
Ditjen TP mengalokasi tambahan berupa pompa air sebanyak 14 buah, selang air 1.000 meter, dan benih padi 3.000 hektare yang diberikan untuk mempercepat proses mitigasi ini.
Edy optimis dengan cara ini bisa mengejar target luas tambah tanam di September ini. Ada lebih sekitar 3.000 hektare padi yang tertanam sampai akhir September.
Edy menilai jika tren positif ini diteruskan bukan tidak mungkin daerah yang biasanya terdampak kekeringan bisa meraih untung karena bisa panen saat musim tanam baru di tahun depan dan bisa meningkatkan produktivitas di daerah tersebut.
"Bantuan Kementan harus sebagai pemicu semangat bagi para petani, selain itu dibutuhkan kreativitas dan tekad yang kuat dari para petani juga pemerintah untuk mengatasi masalah kekeringan yang terjadi," tegasnya.
Baca Juga: Hadapi Paceklik, Petani Bandung Antusias Tanam Padi
"Proses mitigasi ini sebagai bentuk langkah pemerintah mengawal target produksi padi nasional. Kami optimis target produksi padi nasional tidak akan meleset dari angka yang ditetapkan untuk mencukupi kebutuhan pangan," tambah Edy.
Wakil Bupati Purwakarta Aming mengapresiasi bantuan dari Kementan tersebut. Selain alokasi pemerintah pusat, Aming akan memberikan benih padi juga untuk wilayah yang belum mendapat bantuan Kementan.
"Saya berharap para petani bisa mengoptimalkan bantuan tersebut baik dari pusat dan daerah dengan sebaik mungkin, tujuan pemerintah hanya satu untuk meningkatkan kesejahteraan para petani, jadi petani harus juga sungguh dalam berusaha," ujar Aming.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: