Dijuluki sebagai Bapak Teknologi Indonesia, sosok Bacharuddin Jusuf Habibie memang diakui jenius di dunia. Sedikitnya, ia memiliki 46 hak paten yang mayoritasnya berkaitan dengan pesawat terbang.
Bahkan, di masa senjanya, Habibie masih berusaha mengembangkat pesawat R80, yang akan mulai dipasarkan pada 2025.
Tak hanya jenis itu, pesawat rancangan suami mendiang Hasri Ainun Besari itu sudah dipesan oleh beragam maskapai, seperti Nam Air (100 unit), Kalstar (25 unit), Trigana Air (20 unit), dan Aviastar (10 unit).
Baca Juga: Ini 3 Kampus Tempat Bapak Teknologi Indonesia Menimba Ilmu
Adapun, inilah beberapa karya kebanggaan yang dirancang oleh Habibie untuk industri dirgantara global:
C-130 Hercules
Pria yang sempat bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, perusahaan penerbangan di Hamburg, Jerman ini berkontribusi merancang pesawat angkut militer TRANSALL C-130.
Pesawat tempur dengan empat turboprop sayap tinggi itu telah digunakan di berbagai belahan dunia. Nilai plus dari pesawat itu, ia mampu mendarat dan terbang, meski landasan pacunya terbilang pendek.
Jenis pesawat tersebut juga digunakan untuk mengamati cuaca, pengisian bahan bakar di udara, pemadam kebakaran udara, hingga ambulans udara.
Dornier Do 31
Presiden ketiga Indonesia ini juga berkontribusi menciptakan Dornier Do 31, jet transportasi eksperimental VTOL Jerman Barat. Namun, proyek pesawat itu mesti dibatalkan karena biaya yang tinggi.
N-250
Pesawat yang satu ini merupakan pesawat komersil rancangan asli IPTN Indonesia (kini PT Dirgantara Indonesia, PT DI, Indonesian Aerospace). N-250 Gatotkaca yang perdana mengudara pada 10 Agustus 1995 itu menggunakan kode yang berdiri untuk kata Nusantara. Penamaannya tak lepas dari perancangan, proses produksi, hingga perhitungan di dalam negeri.
R80
Inilah salah satu karya teranyar Habibie. Ia dan putra sulungnya, Ilham Akbar Habibie, mendirikan PT Regio Aviasi Industri (RAI) yang bergerak di bidang perancangan, pengembangan, dan manufaktur pesawat terbang.
Pesawat yang rencananya mulai dijual 2025 itu didesain dengan teknologi terbaru, fly by wire yang menggunakan sinyal elektronik dalam pemberian perintah.
Lebih lanjut, R80 juga mampu mengudara di landasan pacu pendek, sehingga bisa mendarat di bandara kecil yang umumnya berada di wilayah kepulauan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: