Proyek listrik 35 ribu Megawatt yang dicanangkan pemerintah bukan hal yang mudah untuk diwujudkan. Terutama dalam pemasangan jaringan saluran udara tegangan ekstra tinggi dan gardu induk. Memakan waktu lama karena medan yang sangat sulit di berbagai daerah di Indonesia.
Seperti di daerah Kalimantan dan Sumatera, saluran udara melintasi hutan belantara yang penuh dengan pohon tinggi dan jurang yang dalam. Pekerja membutuhkan waktu berhari-hari hanya untuk memasang kabel berukuran besar. Tidak hanya itu, untuk menentukan koordinat tempat pemasangan tower juga bukan hal yang mudah.
Untungnya saat ini sudah ada teknologi drone yang dapat mempermudah semua pekerjaan itu. Budhi Wicaksono, General Manager Drone Division PT Adhi Prima Mitratama, supplier keamanan listrik (electrical safety) dan penyedia layanan pemasangan listrik menjelaskan, dengan teknologi drone dapat mempermudah dan menyingkat waktu pemasangan kabel ke saluran udara.
Baca Juga: Para Aktivis Iklim Terbangkan Drone di Bandara untuk Halangi Pesawat, Apa Tujuannya?
Budhi menjelaskan, jarak antara gawang (tower saluran udara) 700 meter dengan ketinggian 40 meter. Untuk mengangkat kabel dengan ketinggian tersebut biasanya menggunakan tali pancing dari Tower a ke Tower B. Kalau itu dilakukan dengan jalan kaki bisa butuh waktu 1 hari, belum lagi untuk membebaskan areal di atasnya, bisa membutuhkan waktu 1 Minggu.
"Tapi denhan drone, itu bisa dikerjakan maksimal 45 menit. Paling lama 2 jam, itu sudah terinstal pilot wire protection," jelas Budhi.
Sebagai perusahaan penyedia electrical safety dan layanan pemasangan listrik, saat ini perusahaan telah bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara. Kehadiran perusahaan sejak tahun 2012 awalnya hanya menjual electrical safety, sejak hadirnya implementasi teknologi drone di berbagai bidang, di tahun 2017 perusahaan mulai memberikan layanan tersebut, dengan tenaga profesional yang tersertifikasi.
"Proyek listrik 35 ribu Megawatt membawa berkah bagi semua, kami kebanjiran order, tapi berkat adanya layanan kami juga membantu mempercepat proyek tersebut. Di antaranya di Kalimantan di 3 distrik, tengah, timur, barat. Sumatera, Sulsel, Sumatera bagian Utara bagian selatan, NTT, dan Lombok," ujar Herman Wirjawan, Managing Director PT Adhi Prima Mitratama.
Baca Juga: Drone Israel Dilaporkan Jatuh di Gaza
Tidak hanya itu, ada beberapa pekerjaan lainnya yang dapat dipermudah dengan menggunakan drone. Seperti dalam kegiatan pemadam kebakaran. Drone sudah ada yang water proof, semi fire proof, sehingga dapat digunakan untuk dalam kegiatan pemadaman api, seperti membantu membawa alat-alat kebakaran dan kesehatan.
Satu lagi adalah kegiatan maping dan pemetaan. Di segmen ini ada banyak sektor yang membutuhkan, selain PLN, juga ada sektor minyak dan gas, hingga infrastruktur. Untuk kegiatan tersebut, drone akan dilengkapi dengan alat khusus agar mendukung software yang dimiliki perusahaan yang membutuhkan.
Di PLN sendiri, aplikasinya tidak hanya pada saat pemasangan, tapi juga dapat digunakan untuk perawatan. Dimana drone akan menjadi plikasi untuk kegiatan inspeksi, di PLN, terutama di luar Jawa transmisi melewati hutan dan gunung. Sebab sluran dara di tengah hutan rawan terkena gangguan, pohon yang terlalu dekat dengan saluran kalau harus dipangkas.
"Kegiatan inspeksi selama ini manual, dengan alat drone, dilengkapi kamera. Dapat lakukan inspeksi, ada video dan GPS, yang hasilnya bisa diberikan ke PLN (untuk dilakukan pembersihan)," tutup Herman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: