Hati-Hati! Para Peneliti AS Temukan Bahan Berbahaya dalam Kandungan Vape
Setelah beberapa minggu, para peneliti di Amerika Serikat (AS) telah menemukan penyebab penyakit pernapasan terkait kegemaran memakai vape di seluruh Amerika. Para Peneliti menemukan banyak produk yang digunakan oleh pasien mengandung kontaminasi umum —minyak yang berasal dari vitamin E, menurut laporan, kontaminasi berasal dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Para ahli membagikan informasi tersebut dengan pejabat pemerintahan terkait dalam briefing pekan ini, The Washington Post melaporkan.
"Tetapi tidak jelas apakah kontaminasi ini memang yang menyebabkan penyakit, dan penyelidikan masih jauh dari selesai," kata para pejabat seperti disitat dari laman scientificamerican.com.
Baca Juga: Berbahayakah Punya Gigi Gingsul? Dokter Gigi Bilang. . .
Baca Juga: Waspada, Hirup Vape Picu Penyakit Paru hingga Berujung Kematian, Ini Kata Ahli
FDA telah melihsy 12 sampel nikotin dan 18 THC (bahan aktif dalam ganja) yang diambil dari pasien di seluruh AS. Minyak yang diturunkan dari vitamin E, yang dikenal sebagai "vitamin E asetat" ditemukan dalam 10 dari 18 produk ganja. Tetapi tes tidak menemukan sesuatu yang tidak biasa di antara berbagai produk nikotin yang digunakan oleh pasien yang jatuh sakit.
Menurut pejabat negara di New York menemukan hampir semua sampel ganja yang mereka ambil dari pasien di wilayah tersebut juga memiliki minyak dari vitamin E ini, menurut sebuah pernyataan dari Departemen Negara Bagian New York. Laporan dari Washington Post melaporkan, vitamin E asetat dijual sebagai suplemen nutrisi dan tidak berbahaya ketika dikonsumsi atau diaplikasikan sebagai perawatan kulit. Namun saat dihirup, itu dapat melapisi paru dan menyebabkan gejala seperti batuk, sesak napas, dan dada.
Saat ini ada lebih dari 215 kasus orang yang mungkin dirawat di sakit setelah dilaporkan menggunakan produk vaping, beberapa membeli produk secara legal dan yang lain ilegal. Dua kematian telah dilaporkan sehubungan dengan penyakit terkait vaping di Illinois dan satu lagi di Oregon, AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri