Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Donald Trump: AS Tak Lagi Butuh Minyak Timur Tengah

Donald Trump: AS Tak Lagi Butuh Minyak Timur Tengah Presiden Amerika Serikat Donald Trump berhenti sebentar saat ia mengumumkan keputusannya bahwa Amerika Serikat akan mundur dari Kesepakatan Iklim Paris, di Rose Garden Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Kamis (1/6). | Kredit Foto: Kevin Lamarque
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengutarakan pernyataan yang cukup kontroversial usai kejadian serangan di kilang minyak Aramco, Arab Saudi. Trump mengatakan bahwa AS merupakan negara penghasil energi terbesar di dunia sekaligus sebagai negara pengekspor energi.

"Karena kami telah melakukannya dengan sangat baik, dengan energi selama beberapa tahun terakhir. Kami adalah eksportir energi bersih dan sekarang penghasil energi nomor satu di dunia," kata Trump melalui akun Twitternya.

Tidak sampai di situ, menurut Trump, AS sekarang tidak membutuhkan energi terutama minyak dan gas bumi dari negara-negera di Timur Tengah. Meski begitu, tambah dia, bantuan yang diberkan kepada Arab Saudi semata-mata adalah bentuk dukungan AS terhadap sekutunya.

Baca Juga: Hassan Rouhani: Serangan Drone ke Kilang Minyak Arab Saudi Merupakan Aksi Balasan

"Kami tidak membutuhkan minyak dan gas Timur Tengah dan bahkan hanya ada sedikit tanker di sana, tetapi kami tetap akan membantu Sekutu kami!" sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (17/9).

Kabar sebelumnya menyatakan bahwa politisi dari Partai Republik itu mengaku tahu siapa dalang di balik serangan terhadap fasilitas minyak Saudi. Ia menambahkan bahwa persenjataan Washington sangat siap untuk merespons serangan tersebut. Meski begitu, Washington tidak terburu-buru mengambil langkah, sebab aksinya tergantung konfirmasi dari Riyadh.

"Pasokan minyak Arab Saudi diserang. Ada alasan untuk percaya bahwa kita tahu pelakunya, (senjata) dikokang dan diisi tergantung pada verifikasi, tetapi sedang menunggu untuk mendengar dari Saudi tentang siapa yang mereka percaya adalah penyebab serangan ini, dan dengan ketentuan apa kita akan melanjutkan!," ucapnya.

Baca Juga: Rusia Minta Semua Negara Jangan Cepat Ambil Simpulan Atas Serangan di Arab Saudi

Sempat dikabarkan bahwa serangan terhadap kilang minyak Aramco dilakukan oleh kelompok pemberontak Houthi Yaman. Namun Washington masih menuduh Iran sebagai pelakunya.

Menurut AS, serangan tersebut terlalu kompleks dan dahsyat untuk dikoordinasikan olej para kelompok pemberontak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: